News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub Jawa Timur

Kunjungi Ponpes Al Qodiri Jember, Khofifah Dapat Dukungan Imam Manaqib Se-Jatim

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anang Hermansyah, Ashanty dan Aurel memberikan dukungan kepada Khofifah Indar Parawansa bakal calon Gubernur Jawa Timur saat bertemu di Posko Pemenangan Khofifah-Emil di Jl Gayungsari Barat II Surabaya, Minggu (28/1) malam.

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Bakal Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendapatkan dukungan Pondok Pesantren Al-Qodiri, yang diasuh oleh KH Ahmad Muzakki Syah.

Hal itu ditunjukkan dengan ponpes tua di Jember ini yang sengaja mengundang Persatuan Imam Manaqib Se Jawa Timur untuk bersilaturahmi dengan bacagub Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jumat (9/2/2018).

Ada lebih dari 200 imam manaqib se Jawa Timur yang datang dan disosialisasikan tentang sosok Khofifah Indar Parawansa di masjid Ponpes Al Qodiri.

Wakil Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Qodiri Achmad Fadil Muzakki mengatakan pondok pesantren ini baru dua kali mendatangkan imam manaqib untuk disosialisasi terkait pasangan calon yang maju dalam Pilkada.

"Kami baru dua kali selama ini mengadakan acara semacam ini. Yang pertama adalah saat pemilihan Bupati Jember. Dan yang kedua adalah ibuk Khofifah ini," kata Gus Fadil, saat diwawancara selepas acara.

Menurutnya, memilih sosok Khofifah sebagai calon gubernur Jawa Timur adalah hasil istrikhoroh dari kiai Achmad Muzakki Syah.

"Saat ini yang maju adalah sama sama kader NU, dua duanya adalah kader yang baik. Namun kami ingin mendukung yang terbaik dari yang baik, pilihan itu ada di Bu Khofifah, itu juga hasil istrikhoroh kiai," kata Gus Fadil.

Dari segi kepemimpinan, Khofifah mereka nilai adalah pemimpin yang amanah. Bahkan banyak programnya yang berhasil sampai ke rakyat kecil.

Seperti program pengentasan kemiskinan, program bedah rumah, dan juga berbagai program yang lain.

"Prestasi beliau luar biasa. Beliau menteri kedua terpopuler di kabinet Pak Jokowi. Anggaran programnya juga terus naik, itu yang membuat kami juga menaruh harapan untuk warga Jawa Timur," katanya.

Tidak hanya itu, dari segi personal, Gus Fadil mengatakan bahwa Khofifah sama sekali bukan sosok yang pendendam.

Ia menceritakan beberapa waktu lalu pihaknya sempat dimintai izin Khofifah bahwa Presiden Jokowi, saat masih akan mencalonkan jadi presiden, ingin berkunjung ke Ponpes Al Qodiri.

Akan tetapi saat itu kiai kurang berkenan sehingga ditolak secara halus. Namun saat Khofifah menjadi menteri sosial saat Ponpes Al Qodiri meminta Khofifah untuk mampir saat ada di Jember, dirinya tidak pikir dua kali dan langsung menyanbangi Ponpes Al-Qodiri.

"Dan banyak lagi, secara personal juga beliau orang yang amanah, tidak pendendam," katanya.

Sementara itu, dalam sambutannya di Ponpes Al Qodiri, Khofifah menjelaskan tentang mengapa ia ingin mengabdi ke Jawa Timur dan meninggalkan jabatannya sebagai menteri.

Dalam kesempatan itu Khofifah menjelaskan bahwa saat menjadi menteri sosial, ia memang banyak membantu warga tak mampu di Indoensia.

Namun lantaran sebagai menteri yang diurusi ratusan kabupaten kota, maka kabupaten kota di Jawa Timur hanya sedikit yang tersentuh.

"Makanya saya ingin di Jawa Timur supaya fokus. Kalaupun keliling hanya di 38 kabupaten kota itu saja," ucap Khofifah.

Tidak hanya itu, ia menjelaskan bahwa persoalan kemiskinan menjadi PR besar yang harus diselesaikan.

Dengan banyaknya potensi migas di Jatim, tertinggi kedua di Indonesia setelah Riau. Lalu angka ekspor di Jatim juga mencapai posisi tertinggi di Indonesia. Selain itu pertumbuhan ekonomi Jatim juga di atas rata-rata.

Akan tetapi di Jatim juga menjadi provinsi yang kemiskinannya juga diatas rata-rata. Kemisninan pedesaannya tercatat sebagai tertinggi, begitu juga dengan gini rasio atau kesenjangannya.

"Ini PR besar yang harus kita hadapi. Dengan potensi yang begitu besar, namun banyak warga Jawa Timur yang masih miskin. Ini artinya ada pembagian kue yang tidak merata," kata Khofifah.

Oleh sebab itu, dikatakan Khofifah, sebagai warga NU yang banyak pengalaman di bidang penanganan kemiskinan di Indonesia, untuk bisa ikut menentukan porsi anggaran untuk pengentasan kemiskinan dibutuhkan posisi sebagai pembuat kebijakan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini