"Dari rumah memang sudah terbang. Transit di Malaysia. Begitu di Malaysia tidak ada kelanjutan. Tidak ada lagi terbang ke Arab Saudi. Terkatung-katung di Malaysia akhirnya mengabil keputusan kembali lagi ke tanah air. Tidak jadi umroh," ungkapnya.
Melihat dari pengalaman yang runyam tersebut, Nasrullah yang menjadi Ketua Sekretariat Masjid Istiqomah, mengingatkan, keponakannya tersebut tejebak travel abal-abal karena terperdaya biaya umroh yang tidak masuk akal. Harga yang ditetapkan sangat murah, tidak sesuai dengan pengeluaran biaya pergi ke Arab Saudi.
Dia pun mengimbau, kepada warga masyarakat seluruh Kota Balikpapan supaya tetap tidak terpaku pada harga yang super murah saat memilih travel umroh. Sebaiknya mencari travel yang berizin, kepastian berangkatnya yang konkrit, dan ada transparansi harga.
"Harga yang tidak wajar dikasih murah dari travel lainnya kita harus cermati. Bisa jadi kita sedang masuk dalam perangkap. Harus dipelajari. Cari jelas berapa harga-harga biaya secara terperinci, jangan berpatokan harga murahnya," tegasnya.
Atau mau lebih mudahnya, imbau Nasrullah, sebelum memilih travel umroh sebaiknya mampir ke aplikasi Umroh Cerdas garapan Kemenag Republik Indonesia. Aplikasi ini bisa diperoleh mudah melalui play store.
"Kita mencari travel umroh yang sudah berizin, bisa dipercaya lewat aplikasi Umroh Cerdas. Bahkan kalau lebih meyakinkan lagi lewat Umroh Cerdas bisa cek mengenai pasor keberangkatan kita. Kalau terdaftar itu berarti aman saja," katanya.
Selama ini, kasus yang mencuat jamaah umroh tertipu karena terperdaya harga perjalanannya yang murah. Kepastian berangkatnya pun tidak langsung terbang namun perlu menunggu paling lama setahun.
Bisa jadi, kata Nasrullah, travel tersebut sedang bermain. Uang yang dibayar digunakan untuk kepentingan travel. Saat jatuh tempo keberangkatan, uang yang dibayar dibawa lari travel. Uang hilang, keberangkatan pun tidak jelas.
Kadang uang yang dibayar jamaah biasanya diputar dahulu untuk kepentingan bisnis si travel. Hal ini tentu saja sudah menyalangi ketentuan syariat Islam, sebab akad yang diperjanjikan untuk pembelian jasa bukan untuk investasi perputaran uang.
"Konsumen bayar uang untuk pergi umroh. Kalau untuk investasi itu sudah menyalahi aturan. Wajar kemudian ternyata ada yang bawa uang. Keberangkatan umroh ditiadakan, terlantar," tuturnya.
Kini, Nasrullah bersama rekannya Muhammad Ridwan, setiap minggu sore, menggelar program manasik haji dan umroh di Masjid Istiqomah Kota Balikpapan. Kegiatan dakwah ini sudah berjalan selama tiga tahun yang lalu, atau tepatnya sejak tahun 2015.
Program tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat dalam beribadah umroh dan haji. Pelaksanaan umroh yang baik dan benar disosialisasikan ke lapisan masyarakat tanpa dipungut biaya alias gratis.
"Mau datang ikut silakan siapa saja boleh. Kami berikan teori dan praktek mengenai manasik. Harapan kami masyarakat yang ingin beribadah bisa berjalan lancar, aman, tidak sampai terkena hal-hal yang tidak diinginkan. Kami jelaskan dari orang-orang yang berpengalaman dan terpecaya," ujarnya, yang mengenakan kemeja lengan panjang bercorak batik. (ilo)