News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Khofifah Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Kekerasan Terhadap Ulama

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAMPANYE DAMAI - Pasangan calon gubernur nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan visi misi dalam Deklarasi Kampanye Damai Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2018 di halaman parkir Maspion Square, Surabaya, Minggu (18/2). Deklarasi itu agar pemilihan gubernur dan wagub Jatim berlangsung aman dan damai, serta untuk menolak ujaran kebencian dan memerangi berita-berita bohong. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa menyesalkan maraknya teror kasus penganiayaan ulama dan penyerangan tempat ibadah oleh orang tak dikenal di Jawa Timur.

"Polisi harus mengusut tuntas insiden penyerangan ini. Pelaku dan dalangnya harus ditangkap agar isunya tidak berkembang ke SARA," ungkap Khofifah di Jakarta, Selasa (20/2/2018).

Khofifah mengungkapkan, dengan ditangkapnya pelaku penganiayaan dan perusakan tempat ibadah maka akan diketahui pula modus utama aksi tersebut. Apakah kriminal murni ataukah ada unsur dan tujuan lain.

Khofifah menekankan agar isu tidak meluas lantaran sangat rawan dipolitisasi. Terlebih tahun 2018 dan 2019 adalah tahun politik dimana secara berurutan berlangsung pilkada serentak, pemilihan legislatif, dan pemilihan presiden.

"Saya khawatir jika insiden ini tidak diusut tuntas maka akan menimbulkan sikap saling curiga dan merusak keharmonisan antar warga masyarakat. Ini berbahaya karena rawan terjadi konflik horisontal," imbuh mantan Menteri Sosial tersebut.

Khofifah berharap, masyarakat Jawa Timur mampu menahan diri, tidak terpancing dan terprovokasi aksi anarkis yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan di Jawa Timur.

Menurutnya, jika perpecahan terjadi di Jawa Timur maka akan sangat mahal sekali biayanya. Karenanya, akan merusak seluruh sendi tatanan kehidupan masyarakat Jawa Timur yang sejak dulu terkenal guyub dan rukun.

"Saya yakin orang Jawa Timur lebih dewasa dalam memandang sebuah persoalan dan lebih mengedepankan prinsip klarifikasi atau tabbayun," ujarnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini