Laporan Wartawan Serambi Indonesia Asnawi Luwi
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Veronika (21) mahasiswi Unsyiah jurusan Sejarah semester II, asal Desa Lawe Loning Hakhapen, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Agara menghilang sejak Senin (15/1/2018) hingga Selasa (20/2/2018).
Ibu korban, Rafiah mengatakan, dia pernah menghubungi anaknya via handphone seluler dan sempat tersambung.
Hal yang paling mengejutkan karena anaknya minta diselamatkan dirinya. Lalu HPnya nonaktif.
"Saya menduga Veronika disekap orang yang tidak bertanggungjawab. Setiap HP-nya dihubungi tidak pernah bisa berkomunikasi hanya SMS aja. Ini ada kejanggalan," ujar Rafiah kepada Serambinews.com, Selasa (20/2/2018).
Menurut dia, berapa waktu lalu, mereka mendapat kabar, bahwa anaknya meminta uang dikirimkan Rp 10 juta untuk ongkos pulang ke Agara.
Tapi, anehnya, ketika ditelpon untuk mempertanyakan hal itu tidak dijawab kendati HP-nya aktif.
Ini ada kejanggalan dan biasanya anaknya ketika membutuhkan uang baik untuk belanja kuliah maupun kebutuhan lainnya langsung menelpon mereka.
"Saya menduga anak saya diculik, saya minta polisi untuk memukan anak saya," ujarnya dengan linangan air mata.
Baca: Abu Gunung Sinabung Sampai Bireuen Aceh
Seperti diberitakan sebelumnya, Veronika, (21) menghilang di depan Kampus Unsyiah, Banda Aceh dan hingga kini tak kembali ke rumahnya di Darussalam.
Ibu Veronika, Rafiah, mengatakan, berdasarkan keterangan teman kuliahnya Anggi Anggriani, pada 15 Januari 2018 diajak pulang ke Kutacane karena liburan.
Tapi Veronika menyatakan, dia tidak pulang karena ada urusan mau mengurus berkas.
Keterangan ibu kos, bahwa anaknya itu dia lihat naik sepeda motor ojek online membawa baju dalam tas.
Tapi tidak diketahui keberadaan gadis berkulit putih tinggi sekitar 155 centimeter itu.