Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – Berbeda dengan cara oknum warga yang melakukan pembasmian hama dengan cara memberondong dengan senapan angin, hingga menyebabkan seekor orangutan mati, warga di Kecamatan Bidukbiduk, Kabupaten Berau lebih memilih bersikap pasrah.
Sejak beberapa tahun ini, warga Bidukbiduk di Kampung Giringiring merasa terganggu dengan kemunculan beruang madu di perkebunan kelapa milik mereka.
Pasalnya, beruang madu ini tidak hanya memakan kelapa, tetapi juga jantung kelapa yang berada di pucuk.
Saat jantung kelapa ini dimakan oleh beruang madu, maka satu pohon kelapa menjadi tidak produktif lagi, dan buah kelapa yang dihasilkan semakin menurun. Informasi ini dibenarnakan oleh Kepala Kampung Giringiring, Irfan Kiai.
“Persoalannya, beruang madu makan kelapa di bagian dalam, di bagian jantung kelapa sehingga kelapa pasti mati. Mereka (beruang madu) masuk di perkebunan,” ungkapnya saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Selasa (20//2018).
Irfan mengatakan, masyarakat di Kecamatan Bidukbiduk, sepenuhnya menyadari, beruang madu merupakan satwa liar yang dilindungi. Karena itu, mereka tidak dapat berbuat banyak ketika melihat satu per satu pohon kelapa yang menjadi andalan warga di Kampung Giringiring mati.
“Kami berharap ada pecinta fauna apakah ini dipindahkan atau ada alternatif lain supaya ada solusi. Pernah ada peneliti dari Belanda, setelah itu tidak ada kelanjutannya. Kalau babi, kami dibantu Perbakin (melalui perburuan), tapi kalau beruang madu tidak ada yang berani (menembak). Kalau pohon kelapa rusak ya kami diam saja, karena khawatir nanti bersentuhan dengan hukum,” jelasnya.
Warga menduga, kemunculan beruang madu di perkebunan kelapa disebabkan kehabisan makanan di hutan.
“Mungkin karena di hutan sedang tidak musim buah, selain itu, ada perambahan hutan, terutama di daerah perkebunan,” katanya lagi.
Berbeda dengan hewan lain yang bisa diusir dengan suara keras, atau perangkat lain untuk menghalau. Beruang madu dikenal lebih ulet saat mencari makan. Mereka juga tidak takut dengan manusia, sehingga warga menjadi serba salah.
“Kalau mau diusir ya harus pakai cara kera, tapi kami tidak berani. Karena beruang madu adalah hewan yang dilindungi. Kami khawatir nanti bersinggungan dengan masalah hukum,” kata Irfan.