Tubuh Fitri ibu anak dua itu, lunglai dan akhirnya tewas seketika. Didik pun kalap. Dia aduk semen kemudian menyeret tubuh (mayat) Fitri ke kamar mandi di rumah Didik di Puguh. Tubuh Fitri yang hanya mengenakan bra saja atau daleman bagian atas, kemudian tangan diikat dan ditelentangkan dalam posisi masih telanjang.
Tanpa nunggu waktu lama, Didik mengecor tubuh Fitri dengan tujuan agar bau mayat menyengat tidak mencuat. Supaya warga tidak curiga dan untuk hilangkan jejak. Pengecoran tubuh Fitri nyaris tak diketahui oleh siapapun, dalam waktu 6 hari.
Pengecoran mayat Fitri oleh Didik baru terbongkar hari Jumat siang (23/2) saat polisi menggelandang Didik ke rumahnya dan melakukan penggeledahan. Polres Kendal menggeledah rumah Didik untuk mencari barang bukti dan pendalaman penyelidikan kasus pembegalan.
Jumat (23/2) pagi, Didik Ponco baru saja melakukan pembegalan di desa Tampingan Boja Kendal. Kemudian Jumat siang ditangkap polisi. Kemudian polisi lanjut penyelidikan dengan menggeledah rumah Didik di Puguh Boja Kendal, Jumat (23/2/2018) siang.
Polisi menemukan kejanggalan di bak mandi di rumah Didik. Di tempat itu terdapat cor semen masih baru. Dan tampak sedikit lutut perempuan menyembul dari cor semen tersebut. Padahal Didik melakukan pengecoran lapis tiga atas mayat Fitri.
Saat ditanya apa itu di bak mandi, Didik semula geleng kepala. Polisi makin curiga karena ada sedikit bau. Kemudian dibongkar dan mengejutkan ternyata ada mayat perempuan yang dicor di bak mandi tersebut.
Diduga mayat itu sudah 6-7 hari meninggal sebelum ditemukan.
Didik tak bisa mengelak dan mengakui perbuatannya telah mencekik Fitri dan mengecor mayatnya di bak mandi karena jengkel.
Mayat itu teridentifikasi sebagai Fitri Angraeni (24) warga desa Margosari, Limbangan kabupaten Kendal. Polisi segera mengabari keluarga Fitri di alamat tersebut.
"Keterangan tersangka bahwa saat itu dia jengkel terhadap korban. Karena saat korban menagih utang mengatakan kata-kata kasar," kata Kasatreskrim Polres Kendal, AKP Aris Munandar, setelah menginterogasi Didik.
Klop dengan kejadian tersebut, ibu Fitri bernama Sumiyati telah kehilangan anaknya 6 hari silam. Menurut Sumiyati yang juga mengasuh dua anak Fitri mengatakan, enam hari lalu Fitri dijemput seorang pria yang mengendarai sepeda motor. Entah siapa pria yang menjemput itu. Sejak itu Fitri memang tidak pulang.
Setengah curiga dan penuh harap, karena selama ini Fitri juga kos di tempat lain. Dia kos terpisah dengan anak dan neneknya, diduga supaya tidak diketahui apa aktivitasnya selaman ini. Fitri kerja sebagai pemandu karaoke.
Saat ini jenazah Fitri telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Sedangkan Didik menghuni sel Rutan Polres Kendal untuk penyidikan lebih lanjut.
Rumah Didik Ponco, di Puguh Boja kabupaten Kendal Jateng masih digaris polisi.