Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dhian Adi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Fitri Anggraeni (24) korban pembunuhan oleh Didik Ponco (28) mayatnya dicor dalam bak mandi rumah milik Ponco di desa Puguh, Kecamatan Boja, Kendal.
Kasatreskrim Polres Kendal, AKP Aris munandar mengatakan korban dibunuh dengan cara dicekik kemudian jenazahnya di masukan dalam Bak mandi selanjutnya ditimbun oleh pasir dan dicor dengan semen.
"Korban dibunuh dengan cara dicekik dengan kain selendang lantaran tidak terima perkataan korban saat membicarakan masalah piutang," ujarnya Jumat (23/2).
Setelah dicekik hingga tak bernyawa, mayat korban dimasukan dalam bak mandi yang berukuran panjang dan lebar 1 meter dengan kedalaman 1 meter.
"Untuk menghilangkan bau busuk mayat, tersangka melakukan pengecoran sebanyak 3 kali," ujar aris
Tindak Kejahatan pembunuhan itu terbongkar saat DIdik Ponco tertangkap oleh kepolisian polres Kendal karena kasus pembegalan di desa Tampingan Boja pada Jumat(23/2) pagi.
"Pada Jumat Siang kami menangkap tersangka, setelah diinterograsi lebih mendalam tersangka juga mengaku dirinnya juga melakukan pembunuhan terhadap seorang wanita dan mayatnya dicor di dalam bak mandi," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, memang ada beberapa kejadian, orang menagih utang malah dapat balasan tidak menyenangkan.
Padahal selayaknya orang berhutang punya kewajiban mengembalikan. Kapan pengembalian utang itu terkait kesepakatan dua pihak.
Lantas bagaimana jika menagih utang tapi dibayar dengan kekerasan, dicekik, dibunuh kemudian jasadnya dicor dengan semen di kamar mandi?
Itulah nasib nahas yang dialami oleh Fitri Angraeni (24) warga desa Margosari, Limbangan kabupaten Kendal. Wanita yang diduga berprofesi sebagai pemandu karaoke itu menagih utang kepada Didik (28) di rumahnya di Puguh Boja Kendal.
Saat itu Didik tidak membayar utang sebagaimana Fitri tagih. Entah bagaimana Didik emosi kemudian terjadi cekcok antara Didik dengan Fitri. Diduga karena Fitri mengeluarkan kata-kata kasar saat menagih, Didik naik pitam kemudian mencekik Fitri.
Dalam penelusuran Tribunjateng.com, Fitri berprofesi sebagai pemandu karaoke dan sering memberikan pinjaman uang kepada teman-temannya. Dia punya dua anak yang dititipkan kepada ibunda atau neneknya anak Fitri. Sedangkan Didik juga punya istri namun sedang pulang ke rumah orangtuanya di Bandungan. Fitri jadi pemandu karaoke di daerah Boja dan sekitarnya.