Tribun menjelaskan bahwa limbah beebahaya itu persis mengalir melintasi pemukiman elite Green Park. Menurut warga, Green Park masuk wilayah Medan Amplas.
"Iya, sebelah mana. Green Park mana? Itu berbatasan," katanya. Karena terus berkilah, Tribun tiga kali menjelaskan dengan detail lokasi aliran limbah. Sejurus kemudian, barulah Khoiruddin mengakuinya.
"Memang ada laporan dari kepling (kepala lingkungan). Tapi pabrik enggak ada di wilayah kami. Itu dari Medan Johor sana. Tanya aja sama Camat Medan Johor," katanya.
Khoiruddin menyebut, limbah itu diduga dari pabrik kawasan Johor. Namun, keterangan Khoiruddin justru disanggah Ali Hanafiah.
"Itulah, gak simpatik kan komentarnya. Tapi ya sudah lah. Kalau dia bilang gitu, nanti akan saya cek," kata Ali.
Ali mengatakan, kanal Marindal adalah wilayah Medan Amplas. Ia mengatakan di Medan Johor memang ada pabrik, tapi Ali yakin bukan pabrik di Johor yang buang limbah itu.
"Kita tengok lah nanti. Enggak apa-apa dia (Khoiruddin) bilang gitu. Ya, nanti biar anggota saya yang mengecek," katanya.
Tribun menjelaskan, berdasarkan pengamatan di lapangan, memang cairan limbah ini berasal dari kawasan Marindal. Mendengar itu, Ali pun menyebut bahwa Khoiruddin tak menguasai wilayah.
"Itulah, nampak kali dia gak nguasai wilayahnya. Tapi itupun pasti akan saya cek," ungkap Ali. Menurut keterangan warga, limbah ini sudah lama dibuang ke kanal. Biasanya, limbah dibuang tengah malam dan pagi-pagi sekitar pukul 05.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB