Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM, BREBESĀ - Proyek panas bumi di Gunung Slamet dalam proses eksplorasi atau pengeboran.
Sosialisasi progres pembangunan di wilayah kerja panas bumi ini disampaikan pihak pelaksana proyek yakni PT SAE kepada masyarakat Kaligua Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Brebes.
Meskipun lokasi panas bumi masuk daerah Baturraden, Kabupaten Banyumas, namun aksesnya melewati Kaligua atau lereng Gunung Slamet sebelah barat.
Saat sosialisasi, warga mengungkapkan beberapa keluhan.
Seorang warga Desa Pandansari, Wahyono, mengatakan jalan menuju Kaligua dari jalan nasional utama mengalami kerusakan.
Pasalnya, jalan tersebut menjadi akses utama mobilisasi kendaraan bertonase berat yang membawa peralatan proyek.
"Selain jalan, rumah juga rusak. Rumah saya yang berada di pinggir jalan rusak karena tidak kuat menahan getaran saat truk berat lewat," kata Wahyono, Senin (19/3/2018).
Menurutnya, kerusakan jalan dan rumah ada di tiga dusun di desa tersebut. Antara lain Dusun Igirpanjang, Taman, dan Tretapan.
Pihaknya sudah melakukan aduan kepada PT SAE. Namun, kata dia, perusahaan hanya sebatas menanggapi tanpa tindak lanjut atau realisasinya.
Hal senada juga dialami warga lain, Kamso. Ia mengatakan PT SAE sudah memperbaiki rumah yang rusak akibat mobilisasi kendaraan berat.
Namun, kata dia, masih ada 20 persen yang belum ditangani.
"Dua bulan lalu memang sudah pada diperbaiki. Namun, masih ada 20 persen yang belum," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Manager Area PT SAE, Bintang Sasongko, menyatakan sudah melakukan kewajibannya untuk memperbaiki dampak kerusakan akibat proyek nasional itu.
"Kami sudah menawarkan kepada pemilik rumah untuk diperbaiki. Namun, mereka masih enggan," kata Bintang.
Ia mengklaim sudah ada 20 dari 32 rumah rusak yang telah diperbaiki. Sehingga, masih ada 12 unit rumah yang belum ditangani.
Terkait keluhan jalan rusak, Bintang mengatakan sudah melakukan perbaikan. Tak hanya itu, lebar jalan juga sudah ditambah.
Kerusakan jalan, kata dia, tidak sepenuhnya akibat dari banyaknya kendaraan berat yang lalu lalang di jalan itu.