News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah 73 Hari Pencarian Bonita, Harimau Sumatera yang Tewaskan Dua Warga Inhil

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim terpadu tampak masih melakukan penyisiran di lokasi tertembak biusnya Bonita di Areal Kebun Tembesu PT THIP Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil.

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Dodi Vladimir

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU -  Tim rescue gabungan penyelamatan Harimau Sumatera (Panthera tigris sondaica) masih melakukan pencarian Bonita di perkebunan sawit PT THIP.

Pencarian terus dilakukan tim tanpa mengenal lelah.

Seperti pada Minggu, 18 Maret 2018.

Selama kurang lebih lima jam pencarian, satwa yang hampir punah dan telah menewaskan dua orang warga tersebut tidak juga ditemukan.

Diberitakan sebelumnya, harimau Sumatera menerkam dua orang warga, Jumiati dan Yusri di wilayah Kecamatan Pelangiran, Inhil.

Sejak kejadian pertama pada Rabu (3/1/2018), upaya penangkapan Bonita telah dilakukan namun belum membuahkan hasil.

Hingga pada Sabtu (10/3/2018) lalu, Bonita kembali menerkam Yusri saat mengerjakan bangunan sarang burung walet.

Korban ditemukan tak bernyawa.

Baca: Andika dan Anniesa Pakai Uang Jemaah untuk Menginap di Hotel Mewah Inggris

Dari pantauan di lapangan, tim gabungan bergerak ke lokasi-lokasi yang menjadi perlintasan Bonita, di perkebunan sawit yang terletak di Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Penyisiran malam kali ini tak seperti biasanya.

Karena sebagian tim menggunakan dua unit mobil dump truk perusahaan.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi serangan Bonita.

Sebab, sejak dilakukan penembakan obat bius, diperkirakan satwa dilindungi itu menjadi makin beringas.

Biasanya tim hanya menggunakan mobil rescue dan duduk di bak belakang.

Namun seluruh peralatan penangkapan dan evakuasi telah disiapkan.

Blok demi blok kebun sawit dilakukan pencarian.

Dengan menggunakan alat penerangan, petugas begitu terlihat bersiaga dengan peralatan lengkap.

Tim terpadu tampak masih melakukan penyisiran di lokasi tertembak biusnya Bonita di Areal Kebun Tembesu PT THIP Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil.

Setelah dilakukan pengintaian di perlintasan, Bonita tak juga kunjung terlihat.

Padahal pada malam-malam sebelumnya, Bonita sering muncul di lokasi yang sama.

Baca: Zaini Mampu Hasilkan Uang Rp 18 Juta Meski di Balik Penjara

Petugas kepolisian dan TNI selalu mendampingi tim gabungan, saat melakukan pencarian.

Lantaran Bonita tak kunjung muncul, tim memutuskan untuk berkumpul kembali ke posko siaga di Estate Eboni.

Sebelumnya, tim terpadu telah melakukan penambahan obat bius.

Karena beberapa kali dilakukan penembakan obat bius belum maksimal.

Menurut salah seorang tim medis penyelamat Harimau Sumatera, drh Andita Septiandini, kondisi Bonita sempat lemah setelah ditembak bius, namun saat ini sudah kuat kembali.

"Bahkan saat ini harimau tersebut akan mengejar jika melihat mobil, padahal sebelumnya dia diam saja," kata Dita, sapaan dokter tersebut.

"Dosis obat bius disesuaikan dengan berat badan Bonita, yang kita taksir sekitar 70 kilogram," tambah Dita.

Meski demikian, pihaknya akan terus berusaha melakukan penyelamatan terhadap Bonita.

Kini telah memasuki hari ke 73.

Baca: DTS Pasang Cincin Nikah ke Sembilan Wanita, Kali Ini Jari Korbannya Nyaris Diamputasi

Meski telah dilakukan berbagai macam cara, Bonita belum berhasil ditangkap untuk diselamatkan.

Makan Umpan
Seekor umpan kambing yang dipasang tim gabungan penyelamat Harimau Sumatera akhirnya dimakan oleh Bonita, Sabtu (17/8/2018) lalu.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo kepada Tribun di Kantor BBKSDA Riau, Senin (19/3/2018).

Dijelaskan Hutomo, umpan kambing itu memang sengaja ditempatkan di daerah jelajah Harimau Sumatera betina yang diberi nama Bonita tersebut.

"Kita menggunakan umpan kambing yang sekarang tidak lagi hanya kita pasang di box trap. Tapi umpan kambing itu kita ikat di sekitar sawit yang menjadi tempat yang dilalui oleh Bonita, tapi dipantau oleh tim. Dengan begitu bila ia mangsa satwa umpan, kita bisa lakukan penembakan, jadi yang hari Jumat itu dilakukan penembakan saat itu malam, lalu Sabtu sore kambing sudah dimangsa oleh Bonita," kata Hutomo.

Dikisahkannya, distribusi peralatan untuk pembiusan sudah dilaksanakan sejak hari Kamis (15/3/2018) lalu.

Tim penembak pun sudah terpisah menjadi tiga tim agar efektif.

Baca: Sindikat Hacker Bobol Grab Rp 6 Miliar di Jateng

"Jumat pagi sudah diterima dan Jumat malam sudah digunakan," ujar Hutomo, namun sayang meski berhasil ditembak bius, Bonita secara cepat sadar dan kabur.

"Informasi lapangan dari dokter tim pada fase pertama penembakan, kita gunakan dosis terendah, itu sebetulnya masih ideal. Jadi dosis rendah itu dimaksudkan agar gerakannya melemah kemudian dilakukan penembakan kedua. Namun apa daya, karena halangan medan waktu itu, mobil tim terpuruk tidak bisa maju, itulah yang menghambat kita tidak bisa melakukan penembakan selanjutnya (kedua) pada malam itu," jelasnya.

Masih menurut Hutomo, kemungkinan besar, untuk penembakan berikutnya akan digunakan bius dengan dosis medium.

Namun ia memastikan bius tersebut masih aman untuk satwa tersebut.

"Kemungkinan itu yang akan dilakukan oleh tim dokter kita," tutupnya.

Kronologis Lolosnya Bonita
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono secara resmi merilis kronologis penembakan bius terhadap Harimau Sumatera bernama Bonita.

Kepada Tribun Pekanbarum dia menjelaskan, upaya penyelamatan Harimau Sumatera yang diberi nama 'Bonita' memasuki hari ke-73 pada Jumat (16/3/2018) kemarin.

Tim rescue gabungan sebanyak 54 orang, terdiri dari BBKSDA Riau, Pemerintahan Daerah Kabupten Inhil, Polres Inhil, Kodim Inhil, Yayaan Asari, WWF, PKHS, Veswick, PT TH Indo Plantation, PT Arara Abadi, dan masyarakat Dusun Sinar Danau.

Tim terpadu tampak masih melakukan penyisiran di lokasi tertembak biusnya Bonita di Areal Kebun Tembesu PT THIP Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil.

Tim berhasil melepaskan tembakan bius, di jalur lintasan favorit Bonita, yaitu jalan poros sekitar Box Trap 3 , 4 dan 8 yang berada di areal perkebunan sawit PT TH Indo Plantation Blok 62 dan Blok 63.

Berikut kronologisnya:
Perjumpaan pertama oleh regu 1 di Jalan Poros Areal PT TH Indo Plantation Blok Eboni 62 pada pukul 17.00 WIB, dengan kondisi Harimau Sumatera “Bonita” sedang duduk di bawah sawit.

Tim penembak bius dari regu 1, Perisomba langsung melakukan tembakan bius namun terhalang tangkai sawit sehingga tidak mengena pada Bonita.

Kemudian, Bonita bangkit bergerak semakin ke dalam mengarah ke barat ke arah Blok Eboni 63 pada areal perkebunan PT TH Indo Plantation.

Baca: Tangisan Pilu Cucu Pertama Bagai Pertanda Zaini Dieksekusi Pancung

Regu 2 yang di koordinasikan oleh drh Dita memutuskan memutar arah dan menghadang di Blok Eboni 63.

Dalam perjalanan ke arah Blok Eboni 63 Regu 2 yang dikoordinasikan drh Dita bertemu dengan Harimau Sumatera Bonita dan melepas tembakan pada pukul 19.30 WIB.

Selanjutnya mengikuti pergerakan Bonita, namun arah pergerakan Harimau Sumatera ini kembali ke arah blok Eboni 62.

Drh Dita kembali memutar mobil dari jalur poros masuk ke blok Eboni 62 dan ketika sampai pada pohon ke 18 hingga 20 pada Blok Eboni 62 Harimau Sumatera “Bonita” muncul di samping mobil.

Bonita lalu bergerak ke depan mobil menjauh.

Tim Rescue Sisir Jalur Perlintasan Harimau Bonita.

Mobil terus mengikuti dan setelah bergerak 100 meter mobil terpuruk karena kondisi jalan rusak berat.

Harimau Sumatera Bonita terduduk dan dalam pengamatan kondisinya mulai muntah.

Tim kemudian berinisiatif untuk turun dari mobil berjalan mendekati Harimau Sumatera Bonita dengan kewaspadaan yang tinggi.

Pada pukul 23.50 WIB Regu 1 dan 3 yang di koordinasikan dr Anhar bergabung menuju Regu 2 (drh Dita) dan bersama-sama berjalan kaki mendekati Bonita sampai jarak kurang lebih 50 meter.

Ketika tim mendekat dan melepas tembakan yang ke 3 terhadap Bonita, namun harimau tersebut masuk ke dalam semak-semak sehingga tim kehilangan jejak.

Situasi penerangan lampu di lokasi hanya mengandalkan lampu sorot yang bersumber dari satu mobil. Sehingga penerangan di lokasi kebun yang bersemak sulit sehingga pergerakan Bonita tidak terdeteksi lagi.

Posko BBKSDA kemudian menghubungi pihak perusahaan PT TH Indo Platation untuk bisa menggerakan alat berat dan bulldozer dalam rangka membantu tim di lapangan untuk mengevakuasi kendaraan yang terpuruk semua.

Namun sampai jam 24.20 WIB masih belum terjangkau.

Tim pengamanan yang berasal dari TNI dan Polri serta masyarakat selanjutnya mengevakuasi tim medis dengan berjalan kaki dan keluar dari lokasi Blok Eboni 62 menuju ke Camp Eboni sampai dengan pukul 02.00 WIB.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini