Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Samsudin Simbolon (50), produsen minuman keras (miras) oplosan yang mengakibatkan puluhan orang tewas, meracik produknya di tempat tersembunyi.
Ia menggunakan sebuah ruangan di bawah tanah di rumahnya di Jalan Bypass, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Ruangan bawah tanah atau bunker itu persis di bawah kolam renang di belakang rumah tersebut.
Pantauan Tribun Jabar, ruangan bunker memanjang dengan ukuran sekitar 40 meter persegi.
Hanya ada satu sekat ruangan berukuran 3 meter persegi bunker tersebut.
Suasana pengap dan cukup panas terasa di bunker tersebut.
"Ruangan yang disekat ini untuk meracik alkohol, pewarna, methanol," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Jabar, Kombes Enggar Pareanom saat menggelar konferensi pers yang dipimpin Wakapolri Komjen Syafrudin di rumah itu, Kamis (19/4/2018).
Baca: Muntahan Ikan Paus Dibeli Warga Timur Tengah, Nelayan Lamalera Dapat Rp 650 Juta Lebih
Di ruangan tersebut, di satu dinding yang langsung berbatasan dengan sawah dipasang 15 exhaust atau kipas angin untuk membuang udara dari dalam ke luar.
Selain itu, dinding juga dilubangi oleh pipa sebanyak 10 buah. Enam kipas angin juga dipasang di sejumlah sudut dinding.
"Kipas angin ini untuk membuang bau methanol yang menyengat keluar. Saat kami pertama menggeledah, menyengat sekali bau methanolnya. Lubang pipa itu untuk agar udara masuk," ujarnya.
Di ruangan itu pula, selain peracikan, juga pengemasan miras oplosan dalam botol plastik yang biasa digunakan untuk air minum dalam kemasan.
Setelah diracik lalu dikemas dalam botol plastik, miras oplosan dipak dalam kardus bertuliskan Minola.