Namun warga masyarakat terus melakukan pelemparan terhadap petugas termasuk pihak keamanan.
Untuk meredam aksi anarksi warga, personil gabungan memberikan tembakan peringatan ke udara.
Baca: Polisi Selidiki Penembakan Terhadap Remaja 13 Tahun Di Sydney
Namun tembakan itu pun tidak dihiraukan bahkan warga semakin melempari batu ke arah petugas.
Kejadian terus makin meningkat situasinya, sehingga petugas keamanan kemudian mengeluarkan atau melontarkan gas air mata ke udara.
Pada saat itulah, lanjut Jules, ditengah situasi yang semakin ricuh, beberapa warga kemudian menyebutkan jika ada dua orang warga yang terjatuh.
Petugas keamanan pun melakukan evakuasi terhadap dua orang ini dan dibawa ke puskesmas terdekat.
“Pada saat di puskesmas, karena peralatan medis yang terbatas dan kurang, salah satu korban meninggal dunia dan satu lagi mengalami luka bagian kaki. Kedua korban dibawa ke RSU Waikabubak. Korban meninggal pun dilakuakan visum untuk mengetahui penyebab kematian korban,” ucap Jules.
Setelah kejadian tersebut, penghadangan terhadap petugas keamanan masih terus dilakukan oleh masyarakat.
Bahkan warga kembali melempar batu bahkan ketika tiba di rumah kepala desa setempat, warga masih melakukan penghadangan.
Petugas kembali mengeluarkan gas air mata ke udara dan masyarakat terlihat berlindung sehingga petugas berhasil melanjutkan perjalanan ke Kota Waikabubak.
Jules juga berharap nantinya berdasarkan hasil otopsi, semakin memperjelas penyebab kematian korban.
Ia juga menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis.
“Masyarakat harus bisa menahan diri untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan main hakim sendiri. Kita bersama-sama harus menjaga situasi kamtibmas,” tuturnya.