News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polda NTT Bantah Anggotanya Tembak Warga Sumba Barat

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Reporter Pos-Kupang.com, Eflin Rote

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Kematian Poro Duka (40) warga Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat akibat luka tembak oleh oknum polisi dibantah Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polisi Daerah Nusa Tenggara Timur, Komisaris Besar Polisi Jules A Abast.

Kombes Pol Jules, berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang dilakukan tim dokter, disimpulkan bawa korban meninggal bukan karena luka tembak.

Pihaknya juga masih belum mengetahui penyebab kematian Poro Duka dan masih menunggu hasil otopsi dari Rumah Sakit Umum Waikabubak.

“Dari hasil pemeriksaan awal dan visum sementara ini yang disimpulkan oleh dokter, diketahui penyebab kematian korban bukan karena luka tembak. Kami masih akan menunggu proses otopsi yang akan dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti dari kematian korban,” ujar Kombes Pol Jules, Kamis (26/4/2018) saat ditemui di ruangannya.

Menurut informasi yang diterima, Jules melanjutkan luka yang menyebabkan Poro Duka meninggal terdapat di beberapa bagian yakni punggung dan dada.

Jules juga menjelaskan kejadian bermula saat personil gabungan Polres Sumba Barat dan Kodim 1613 Sumba Barat serta BKO personil gabungan Brimob Polda NTT dan Raimas Polda NTT dihadang dan diserang dan dilempari batu oleh masyarakat.

Saat itu tim sedang mendampingi Dinas Pertanahan Kabupaten Sumba Barat maupun pihak pemohon dari PT Sutra Marosi Kharisma bersama kuasa hukumnya untuk mengukur tanah guna pengembalian patok atau tapal batas tanah di lokasi sekitar Pantai Marosi, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat.

Baca: Dialog Megawati dan Presiden Jokowi Tentang Nusa Tenggara Timur

“Pada saat itu memang terjadi sedikit kendala yaitu penolakan oleh sebagian masyarakat dan kemudian dilakukan mediasi oleh petugas keamanan sehingga situasi kembali kondusif. Dan giat pengukuran khususnya patok itu pengukuran kembali dilanjutkan,” lanjut Jules.

Sekitar pukul 15.00 tim kembali melanjutkan proses pengukuran. Pada saat itu tim mengalami kendala dimana tim dari Dinas Pertanahan maupun petugas keamanan kembali dihadang oleh warga masyarakat dan terjadi aksi saling lempar.

Warga masyarakat menghadang dan melempar tim dari Dinas Pertahanan maupun petugas gabungan menggunakan batu.

Jules juga mengatakan, mayoritas warga membawa senjata tajam.

Petugas keamanan saat itu meminta warga untuk menghormati proses hukum dan tidak melakukan aksi anarkis.

Namun warga masyarakat terus melakukan pelemparan terhadap petugas termasuk pihak keamanan.

Untuk meredam aksi anarksi warga, personil gabungan memberikan tembakan peringatan ke udara.

Baca: Polisi Selidiki Penembakan Terhadap Remaja 13 Tahun Di Sydney

Namun tembakan itu pun tidak dihiraukan bahkan warga semakin melempari batu ke arah petugas.

Kejadian terus makin meningkat situasinya, sehingga petugas keamanan kemudian mengeluarkan atau melontarkan gas air mata ke udara.

Pada saat itulah, lanjut Jules, ditengah situasi yang semakin ricuh, beberapa warga kemudian menyebutkan jika ada dua orang warga yang terjatuh.

Petugas keamanan pun melakukan evakuasi terhadap dua orang ini dan dibawa ke puskesmas terdekat.

“Pada saat di puskesmas, karena peralatan medis yang terbatas dan kurang, salah satu korban meninggal dunia dan satu lagi mengalami luka bagian kaki. Kedua korban dibawa ke RSU Waikabubak. Korban meninggal pun dilakuakan visum untuk mengetahui penyebab kematian korban,” ucap Jules.

Setelah kejadian tersebut, penghadangan terhadap petugas keamanan masih terus dilakukan oleh masyarakat.

Bahkan warga kembali melempar batu bahkan ketika tiba di rumah kepala desa setempat, warga masih melakukan penghadangan.

Petugas kembali mengeluarkan gas air mata ke udara dan masyarakat terlihat berlindung sehingga petugas berhasil melanjutkan perjalanan ke Kota Waikabubak.

Jules juga berharap nantinya berdasarkan hasil otopsi, semakin memperjelas penyebab kematian korban.

Ia juga menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis.

“Masyarakat harus bisa menahan diri untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan main hakim sendiri. Kita bersama-sama harus menjaga situasi kamtibmas,” tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini