TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Saat dua kasus perampokan ATM belum terungkap, kini kembali terjadi perampokan ATM di Kantor BCA Mumbul, Jalan Bypass Ngurah Rai, Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Rabu (25/4/2018) pukul 22.30 Wita.
Kawanan perampok hanya butuh waktu dua menit untuk melumpuhkan tiga korbannya dengan gas air mata, lalu membawa kabur lima bag brankas berisi uang Rp 1,8 miliar.
"Aksi perampokan berjalan singkat. Hanya perlu waktu dua menit bagi para pelaku untuk merampok uang sebesar Rp 1,8 miliar," kata Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Nengah Patrem, saat ditemui di tempat kejadian perkara (TKP), Kamis (26/4/2018).
Berdasarkan data yang dihimpun Tribun Bali di lapangan, kejadian berawal saat petugas jasa pembawa uang dari PT Andalan Artha Lestari (pihak ketiga) hendak mengisi uang di mesin ATM BCA Mumbul.
Malam itu, tiga orang petugas dari PT Andalan Artha Lestari mengendarai Daihatsu Gran Max DK 9863 FW.
Mereka adalah Komang Antoni (25) staf karyawan atau petugas operator. I Gede Mardika (50) selaku sopir, dan Michael Banfu Koro (24) sebagai sekuriti.
Baca: Penyakit Diabetesnya Kambuh, Kedua Mata Zumi Zola Sulit Melihat
Sebelum hendak mengisi uang mesin ATM BCA Mumbul, mereka mengisi uang di empat lokasi mesin ATM milik bank berbeda.
"Mulai di STIBA Hayam Wuruk, Renon, Koperasi Mitra Karya, ATM Mandiri lalu baru ke ATM BCA Mumbul," jelas sumber kepolisian kepada Tribun Bali.
Setibanya di parkiran BCA Mumbul, petugas operator yang akan mengisi uang mesin ATM keluar dari mobil didampingi sekuriti.
Sementara sopir menunggu di dalam mobil.
Saat mengambil brankas uang di bagian belakang mobil, mereka diserang kawanan perampok menggunakan gas air mata.
Kedua korban kesakitan matanya dan tidak dapat melihat jelas apa yang terjadi saat itu.
Lalu kaca depan mobil yang diduduki sang driver Gede Mardika dipecahkan pelaku lain menggunakan hammer atau palu dan merusak teralis di balik kaca tersebut.
Kawanan perampok kemudian mengambil lima bag brankas yang berisi uang Rp 1.831.400.000 (Rp 1,8 miliar) dan melarikan diri.
Aksi orang tak dikenal ini berlangsung cepat dan tergolong rapi.
Hal ini disampaikan seorang saksi mata saat ditemui Tribun Bali di TKP, Kamis (26/4/2018) dini hari.
"Sempat terdengar suara dor tadi, saya lihatnya juga hanya dari samping sini saja. Kelihatan ada orang keluar dari mobil, lalu orang yang di mobil didekat sini juga ikut keluar. Tadi ada mobil parkir di sini (dekat jualan lalapan)," papar seorang penjual lalapan di dekat lokasi bernama Riza.
Baca: Misteri Jejak Telapak Tangan Hitam di Mobil Pembawa Uang Mesin ATM yang Dirampok
Sudah Dibuntuti
Selain itu ia juga mengaku sempat mendengar seperti suara gedoran. Kaca mobil yang parkir didekatnya berjualan ditutup.
"Tahunya setelah itu ternyata ada perampokan," ucapnya.
Diduga, mobil minibus yang membawa uang miliaran untuk mesin ATM itu telah dibuntuti oleh komplotan perampok sebelum akhirnya dirampok begitu sampai di halaman parkiran BCA Mumbul.
"Sepertinya telah diikuti oleh satu mobil selama di jalan raya perjalanan menuju bank. Mereka menggunakan mobil tapi berapa mobil yang mengikuti dan berapa orang pastinya kurang jelas saat itu," tambah sumber tadi.
Pengisian Tak Lazim
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo, langsung mendatangi TKP pada Kamis (26/4/2018) kemarin.
Baca: Mengapa Warga Nekat Mengebor Minyak Secara Tradisional Tanpa Peralatan Pengamanan?
Ia mengatakan, tiga orang korban masih diperiksa di Polsek Kuta Selatan.
Hadi Purnomo menyayangkan dan mengaku kecewa terhadap kasus ini.
Sebab, pengisian uang di ATM tersebut dilakukan tanpa ada permintaan pengawalan kepada petugas kepolisian.
Ditegaskan, pengisian uang mesin ATM tanpa pengawalan sangat berbahaya. Belum lagi jumlah uangnya sangat besar.
Padahal, polisi menganjurkan atau mengimbau supaya ada pengawalan. Pengawalan biasanya dilakukan dengan melibatkan dua orang personel polisi bersenjata lengkap (sesuai SOP).
"Saya kecewa, kenapa tidak minta pengawalan dari pihak polisi? Dikawal itu wajib hukumnya, dan polisi juga tidak meminta biaya apapun untuk dana pengawalan. Kami biasa menyediakan dua orang personel bersenjata lengkap," tegasnya.
Di sisi lain, ia juga mempertanyakan pengisian uang ATM yang dilakukan pada malam hari.
"Lalu, kenapa (pengisiannya) harus malam hari? Bisa kan pagi hari, siang hari, sore hari, kan bisa. Ini yang perlu dicek lagi nanti," imbuhnya.
Hadi Purnomo menyatakan, pihak PT Andalan telah melakukan pemaksaan terhadap karyawannya untuk melakukan pengisian uang di malam hari.
Pemaksaan itu terbukti dengan adanya pengisian yang tak lazim dilakukan oleh PT Andalan.
"Ada indikasi pemaksaan dalam kasus ini. Karena kami interogasi, para karyawan ini memang semacam dipaksa oleh perusahaannya. Mereka sebenarnya takut jika mengisi pada malam hari. Mereka juga sudah mengetahui kalau (Kuta Selatan dan Kuta) daerah rawan," tambah Hadi Purnomo, ketika dihubungi via telepon selulernya, kemarin sore.
Baca: Lansia di Jepang Ditipu Seseorang yang Mengaku Anak Sulungnya Sebesar 112 Juta Yen
Ia menambahkan, menurut keterangan saksi, jumlah pelaku yang turun dari mobil sebanyak tiga orang.
Namun jumlah keseluruhan pelaku diduga lebih dari itu. Sebab, saat kejadian para pelaku menggunakan dua mobil jenis Innova dan Avanza berwarna gelap.
Kini kasus perampokan besar ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut tim anggota kepolisian.
Sejumlah saksi mata juga masih diperiksa baik ketiga orang korban maupun saksi mata di sekitar lokasi kejadian seperti pedagang lalapan disamping Kantor BCA Mumbul.
Polisi juga akan memeriksa PT Andalan yang bekerja sama dengan beberapa bank untuk melaksanakan pengisian uang di ATM masing-masing.
Modus Nyaris Sama
Kapolresta Denpasar mengakui perampokan di ATM BCA Mumbul memiliki kemiripan dengan modus perampokan di ATM CIMB Niaga di Nirmala Balangan, Kuta Selatan.
Para pelaku juga menyemprotkan cairan hingga membuat mata korbannya perih dan merasa pusing.
"Hampir mirip, modusnya nyaris sama," imbuhnya.
Meski demikian ia tidak ingin berspekulasi apakah para pelaku dari kasus-kasus serupa merupakan sebuah jaringan.
Namun ditegaskan, kasus perampokan di ATM BCA Mumbul ini belum ada indikasi pelaku menggunakan senjata api ketika beraksi.
Kabar mengenai adanya tembakan adalah hoax.
Yang terjadi ialah ada pemecahan kaca dan semprotan cairan yang digunakan perampok.
"Tidak ada senpi, suara 'dor' itu hanya provokasi yang diekspos di medsos. Kepercayaannya belum 100 persen," tandasnya.
Ditambahkan, petugas kini sedang menyelidiki cairan tersebut di laboratorium forensik.
"Kami akan periksa apakah kandungan cairan yang menempel di kaus yang digunakan korban tersebut. Korban ada tiga, seorang sopir, karyawan, dan satpam. Sopir sudah tua kakinya sakit, pihak keamanan belum terlatih, dan karyawan juga sangat ketakutan," ujarnya.
Untuk diketahui, ini merupakan kasus perampokan ATM ketiga dalam lima bulan terakhir. Itu artinya, kasus perampokan ATM cukup sering terjadi di Bali, khususnya wilayah Kuta.
Baca: PN Tangerang Putuskan Bong Parnoto dan PT Rajawali Parama Konstruksi Tak Bersalah
Kasus pertama menyasar ATM MayBank di Surfer Paradise, Kedonganan, Kuta pada November 2017.
Kasus kedua, pelaku merampok uang ATM CIMB Niaga di Nirmala Supermarket Balangan, Kuta Selatan, awal Maret 2018.
Hingga kini kedua kasus tersebut belum terungkap oleh polisi.
Ini menjadi PR bagi petugas kepolisian untuk mengungkap kasus serupa, tak hanya dengan cara manual (kekerasan) juga dengan model skimming.
Disinggung mengenai kasus-kasus terdahulu yang hingga kini juga belum terungkap, Hadi Purnomo mengatakan pihaknya terus melakukan pendalaman.
Hadi Purnomo mengakui, kawasan Kuta Selatan dan Kuta memang menjadi zona merah bagi satuannya.
Karena itu, ia selalu mengimbau, dan juga sudah berkoordinasi dengan Bank Indonesia supaya selalu ada pengawalan.
Ini kesekian kalinya, pihaknya melakukan imbauan supaya pihak bank atau penyalur/pengambil dana cash meminta pengawalan polisi.