TRIBUNNEWS.COM, KALIMANTAN - Sekira 2000 orang memenuhi lapangan terbuka di Desa Kiram, Karang Intan, Banjar, Kalimantan Selatan pada Sabtu (28/4/2018).
Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead mengatakan, acara Jambore Masyarakat Gambut 2018 ini, merupakan forum pertukaran pengetahuan dan penguatan jejaring bagi para petani gambut dan masyarakat umum.
Mereka berasal dari 265 desa dan kelurahan yang tergabung dalam Desa Peduli Gambut dan desa atau kelurahan lain yang ada di dalam ekosistem gambut.
"Terutama di tujuh provinsi, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Riau," ujar Nazir di Banjar, Kalimantan Selatan, Sabtu (28/4/2018).
Peserta dapat mengikuti kelas pelatihan singkat mengenai lima tema. Yang pertama terkait dengan pertanian terpadu dan alami di lahan gambut. Kemudian ada kelas khusus membahas mengenai pemeliharaan infrastruktur pembasahan gambut seperti sekat kanal dan sumur bor.
Lalu ada pula kelas untuk pembahasan akses pendanaan dan permodalan bersama praktisi keuangan, filantropi dan bisnis. Kelas yang lain diisi oleh pelatihan promosi produk gambut serta kelas untuk peningkatan nilai tambah kerajinan gambut.
"Kegiatan restorasi gambut oleh BRG menghadirkan negara di desa-desa gambut. Kegiatan yang sangat praktis di tingkat tapak dilakukan untuk memberikan solusi pada masalah perlindungan dan pengelolaan gambut," ujarnya.
Nazir mencontohkan, seperti program pengelolaan lahan tanpa bakar dan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk kegiatan padat karya pembangunan sekat kanal dan sumur bor.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, menyatakan apresiasinya pada penyelenggaraan Jambore di Kalimantan Selatan.
“Budaya masyarakat Kalimantan Selatan untuk mengelola gambut sudah berkembang sejak dulu sehingga penting dilestarikan dan ditularkan," ujar Sahbirin.
Pada Jambore ini juga dihadirkan pameran produk gambut dari masyarakat. Acara resmi dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong.