TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - "Stop PHK, naikkan upah buruh!!!" begitulah teriakan masa aksi damai peringatan hari buruh yang dimulai dari Parkir Timur Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Selasa (1/5/2018) pagi.
Ratusan peserta berjalan menuju ke Kantor Gubernur Bali dengan membawa spanduk dan selebaran-selebaran untuk perjuangan kaum buruh.
"Galang Persatuan Rakyat, Bangkit untuk Hakmu dan Lawan Kebijakan yang Tidak Berpihak Kepada Rakyat," "Berikan Kebebasan Berserikat!!!", "Stop Kriminalisasi Terhadap Buruh", "Bentuk Tim Pengawas Independen."
Sementara itu, koordinator aksi Haerul Umam terus meneriakkan orasinya lewat mobil komando.
"Peringatan May Day bukan punyanya kelas buruh tapi mahasiswa, jurnalis, petani untuk melawan ketidakadilan," kata Haerul.
Baca: Setya Novanto Ikhlas Tak Akan Banding, KPK Segera Mengeksekusinya
Ia juga mengatakan buruh punya anak kuliah, anak sekolah, tapi setelah tamat ia hanya jadi pekerja kontrak dengan upah murah dan organisasinya diberangus.
Selain itu ia juga mengatakan masih banyak perusahaan di Bali yang mendapat upah minimum padahal itu merupakan tindak pidana.
"Masih banyak perusahaan yang memberikan upah minimun padahal itu tindak pidana, tapi tidak ada perusahaan yang diproses hukum karena memberikan upah minimum," katanya.
Selain itu, di Bali hanya terdapat 23 pengawas ketenagakerjaan, dan ia mempertanyakan apakah pemerintah mampu melakukan pengawasan terhadap ribuan buruh yang ada di Bali.
Aksi ini juga semakin semarak dan semangat karena ada baleganjur yang mengiringinya.