TRIBUNNEWS.COM - Perempuan yang mengalami kecanduan seks alias kelainan, tidak akan puas meski sehari berkali-kali melakukan hubungan badan.
Sebut saja Rebecca Barker selalu saja dalam pikirannya berisi tentang seks. Mulai bangun pagi hingga tidur lagi, sepanjang hari yang dipikirkan adalah seks.
"Bahkan, melakukan hubungan seks lima kali sehari tetap tidak cukup ... saya selalu saja menginginkannya," kata Barker, perempuan Inggris berusia 37 tahun yang tinggal di North Yorkshire.
Hanya berselang lima menit setelah berhubungan, ia bisa merasa menginginkannya lagi.
"Saya jadi mengurung diri di rumah, saya tak ingin orang-orang tahu bahwa otak saya penuh dengan keinginan untuk melakukan hubungan seks. Saya merasa tak nyaman di luar rumah," katanya.
Ia tak mau selingkuh dan satu-satunya cara untuk memuaskan keinginannya adalah dengan meminta ke pasangannya.
"Awalnya, pasangan saya tak mempermasalahkan keinginan saya. Ia senang, tapi setelah beberapa bulan, ia justru curiga," ungkap Barker.
"Ia menuduh saya berselingkuh, dan menyangka bahwa karena saya dihantui perasaan bersalah maka untuk menebus kesalahan tersebut saya mengajaknya berhubungan seks lebih sering," tutur Barker.
Dari sini, masalah mulai muncul dan hubungan rumah tangganya berantakan.
Pada November 2014, Barker mengatakan 'ingin sendiri' dan memutuskan pulang ke rumah ibunya.
"Saya katakan ke pasangan bahwa saya perlu waktu untuk menata diri, menjadi seseorang yang lebih baik. Ia mengizinkan saya, tapi setelah itu hubungan kami hancur," kata Barker.
Selain mengalami apa yang disebut kecanduan seks, Barker juga mengalami depresi pada 2012 setelah melahirkan anak yang ketiga.
Berkat bimbingan psikiater dan pengobatan, Barker sekarang sembuh total, baik dari depresi maupun kecanduan seks.
Ia berganti pekerjaan, resmi pisah dengan pasangan, dan memutuskan untuk menetap di Prancis.