TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Serangan teror yang terjadi di Surabaya membuat prihatin Ahmed Omar, mahasiswa Palestina yang kini sedang menempuh pendidikan doktoral di Fisip Universitas Airlangga.
Ahmed, panggilan akrabnya, tak ingin teror-teror yang terjadi di Surabaya saat ini, berkembang menjadi konflik berkepanjangan seperti yang terjadi di Timur Tengah.
Baginya yang pernah terjebak dalam situasi konflik, konflik yang terjadi di Timur Tengah adalah sesuatu yang sangat pahit dan jangan sampai terjadi di Surabaya. Dia pun yakin, Surabaya kuat dan akan tetap kuat.
Keyakinannya itu dia tumpahkan dalam sebuah tulisan yang dia unggah lewat media sosial Facebook.
Begini isinya :
Surabaya kuat dan akan tetap kuat dalam (memerangi; menghadapi; melawan; dlsb) terorisme .
Saya telah tinggal di kota Surabaya selama hampir lima tahun.
Ini adalah kota yang tenang dan indah dan orang-orangnya sangat baik.
Terlepas dari ras, agama atau bahasa, orang Indonesia pada umumnya adalah orang baik, orang baik dan orang yang damai.
Aksi teroris di Surabaya sangat disesalkan dan memalukan.
Saya benar-benar terluka dan terluka oleh apa yang terjadi di Surabaya, dan saya berdoa kepada Tuhan untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang aman dan terlindungi. Amin.
Orang-orang Surabaya berdiri sebagai "satu orang" (lebih tepat satu sikap; satu pandangan) dalam menghadapi terorisme dan kejahatan.
Tentara dan polisi Indonesia adalah satu kekuatan melawan terorisme, Indonesia kuat dan akan tetap kuat dengan orang-orang Indonesia yang bersatu melawan terorisme.
Jangan melemahkan orang-orang kami di Surabaya, serangan memalukan ini akan meningkatkan kekuatan dan kekuatan Anda untuk memegang prinsip-prinsip nasional Anda dan untuk mencapai impian "pembangunan anda".
Belasungkawa saya yang hangat kepada orang-orang Indonesia, dan saya berharap pemulihan yang cepat dari yang terluka. Amin.
Panjang umur Indonesia, Panjang umur Surabaya, Umat Panjang Indonesia bersatu melawan terorisme.