Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengunjungi tanah leluhurnya di Banyumas.
Sebelum berziarah ke makam leluhur di Dawuhan Banyumas, Prabowo menyapa ribuan pendukungnya di taman Andhang Pangrenan Purwokerto.
Tetapi kedatangannya ini bukan untuk deklarasi pencapresannya seperti sempat diwacanakan sebelumnya.
Sebagai umat muslim, Prabowo juga berziarah atau nyekar di makam leluhurnya di komplek makam Tumenggung Yudhanegara II.
"Saya masuk tentara umur 18 tahun. Darah tentara dan darah Banyumas ada di badan saya," katanya.
Berkunjung ke Banyumas mengingatkan Prabowo pada masa lalu.
Prabowo ternyata punya julukan khusus waktu kecil.
Baca: TNI Perkenalkan Gatotkaca ke Warga Afrika Tengah
Ia mengingat betul, kala masih belia, saat berkunjung ke Dawuhan, sang eyang kerap menjulukinya Gatotkaca.
Prabowo begitu menjiwai julukan ksatria yang disematkan kepadanya itu.
Ada makna khusus di balik penjulukan tersebut yang memotivasi perjalanan hidupnya.
Bagi dia, Gatotkaca diasosiasikan sebagai ksatria tangguh yang selalu berjalan di atas kebenaran.
Penjulukan itu bagi dia adalah bagian dari penanaman pendidikan karakter yang memotivasi hidupnya.
"Dari kecil aku harus jadi Gatotkaca, yang membela kebenaran. Aku berada di pihak Pandawa bukan Kurawa," katanya.
Prabowo mengistimewakan Banyumas bukan hanya menjadi tempat bersemayam leluhurnya.
Banyumas disebutnya punya nilai sejarah yang penting dalam perjalanan bangsa ini.
Daerah itu juga menjadi muasal dan tempat perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam melawan penjajah.