Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Setiap bulannya terdapat hampir 60 ton daging beku yang diedarkan di Bulungan dan Tarakan. Daging beku tersebut merupakan daging beku asal India yang diimpor Bulog kemudian dialokasikan ke daerah.
Jatah 60 ton daging beku per bulan itu masih dianggap kurang. Banyak masyarakat menjatuhkan pilihan ke daging beku, karena selain murah, kualitas dan rasa juga tidak jauh beda dengan daging sapi lokal.
"Setiap bulan 60 ton itu habis. Bahkan kadang dianggap kurang ketika permintaan masyarakat tinggi," kata Sularman, Kepala Seksi Konsumsi dan Keamanan Pangan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Utara saat disua Tribun, Rabu (23/5/2018) di ruang kerjanya.
Daging sapi beku di distributor dijual seharga Rp 80 ribu per kilogram (Kg). Kemudian di tingkat pengecer dijual berkisar Rp 85 ribu per Kg.
Dibandingkan harga daging sapi segar di Kota Tarakan, harganya Rp 120 ribu per Kg. Sedang di Bulungan lebih tinggi lagi yakni Rp 150 ribu per kg.
Baca: Daging Beku Aman Dikonsumsi? Begini Penjelasan Ahli Gizi
Sularman mengatakan, jatah daging beku ke daerah sebetulnya bisa diusulkan ada penambahan. Namun di satu sisi dikhawatirkan daging sapi segar lokal justru tidak akan laku di pasaran.
"Yang kasihan juga adalah peternak lokal," katanya.
Selain itu, ketersediaan cold storage di distributor kata Sularman juga masih terbatas. Dalam sebulan masing-masing distributor dapat alokasi 28 ton daging beku.
Di Kalimantan Utara baru ada distributor daging beku, yaitu di Tarakan dan Bulungan.
Dalam waktu dekat, DPKP Kalimantan Utara kata Sularman bakal mengundang rapat para distributor daging beku dan pedagang daging sapi segar. Terhadap distributor daging beku akan ditekankan pemeliharaan kandungan gizi dagingnya. Distributor diminta selalu menjaga suhu cold storagenya.
Sedang pedagang daging sapi segar di Bulungan khususnya diminta agar bisa menekan harga dagingnya dan tidak diperbolehkan menjual daging di atas Rp 150 ribu per kilogram. (Wil)