TRIBUNNEWS.COM - Serangan bom Thamrin tampaknya masih melekat dalam ingatan publik Tanah Air.
Peristiwa yang terjadi pada 14 Januari 2016 lalu ini menyisakan trauma mendalam bagi para korban yang selamat.
Setidaknya ada enam ledakan dan juga penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Sejumlah orang menjadi korban akibat serangan tersebut.
Sebanyak delapan orang (empat pelaku penyerangan dan empat warga sipil) dilaporkan tewas dan 24 lainnya luka-luka.
Serangan berawal dari sebuah ledakan di tempat parkir Menara Cakrawala, di depan gerai Starbucks persimpangan Sarinah.
Selanjutnya, ada tiga ledakan yang terjadi di pos polisi tepat di persimpangan Sarinah.
Dua tahun sudah berlalu, kini terdakwa pelaku bom Thamrin, Aman Abdurrahman telah mendapatkan ganjaran akibat perbuatannya.
Aman Abdurrahman alias Oman Rochman dijatuhi hukuman mati pada Jumat (18/5/2018).
Diketahui, Aman merupakan ketua ISIS Indonesia dan dia lah yang membentuk Jamaah Anshar Daulah (JAD) sebagai wadah untuk mendukung khilafah Islamiyah.
Hadir sebagai saksi dalam persidangan Aman Abdurrahman, Ipda Denny Mahieu yang juga merupakan korban selamat dalam ledakan tersebut memberikan kesaksian.
Kedatangan Denny di persidangan Aman bukan yang pertama kali.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) pernah mengundangnya bersaksi atas kasus yang membelit Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman, Kamis (23/2/2018) lalu.
Saat itu, seusai memberikan keterangan, tiba-tiba Ipda Denny menghampiri terdakwa Aman.
Ia mendekat dan mengajak Aman berdiri lalu memeluk pria asal Sumedang itu.
Hadir dalam acara Mata Najwa yang dipandu oleh Najwa Shihab, Rabu (23/5/2018), Ipda Denny menjelaskan alasannya melakukan hal tersebut.
"Saya berpikir begini, setiap manusia itu hidup, begitu dilahirkan itu adalah sebagai orang yang suci tanpa dosa," ujar Ipda Denny.
Menurutnya, Aman adalah orang yang baik.
Saat itu, ia menyampaikan bahwa dirinya bukan thogut seperti yang dituduhkan.
"Saya melihat Aman Abdurrahman itu beliau orang baik waktu beliau dilahirkan, tapi saya dengar dari beberapa pernyataan beliau bahwa polisi itu thogut," katanya.
Sempat ragu saat melangkah menghampiri Aman, namun Denny mencoba memberanikan dirinya.
"Jadi saya mencoba memberanikan diri. Itu pun saat saya melangkah saya sudah mulai ragu-ragu," ungkapnya saat hadir di Mata Najwa.
Meski begitu, ia pun berharap Aman mau untuk dipeluk.
"Tapi saya pikir ya sudah lah mudah-mudahan beliau nya mau. Alhamdulillah mau," tambahnya.
Saat memeluk terdakwa pelaku bom Thamrin itu, Denny membisikkan sesuatu kepada Aman Abdurrahman.
"Saya manusia juga," ujar Denny.
Kemudian Denny mengatakan kepada Aman bahwa mereka berasal dari suku yang sama, yakni dari Jawa Barat.
"Pak Aman dari Sumedang, sedangkan saya dari Cirebon, jadi sama-sama Jawa Barat, sama-sama satu suku, satu bangsa," ujarnya kepada Aman.
Saat dipeluk oleh Ipda Denny, Aman Abdurrahman turut menyampaikan sepatah kalimat.
Ia hanya berbisik kepada Denny dan mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui masalah Thamrin.
"Saya tidak tahu apa-apa masalah Thamrin," ucap Aman Abdurrahman.
(Tribun Jakarta/rohmana kurniandari)