TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Mapolresta Samarinda dibuat gempar dengan seorang pria yang bertingkah laku mencurigakan, Sabtu (2/6) pagi tadi.
Pria bernisial AK (32) warga kelahiran Bandung, Jawa Barat itu tiba-tiba memasuki Mapolresta Samarinda, dan langsung menuju halaman depan Polres, dengan menenteng sebuah tas.
KARENA gerakan dan tingkah lakunya yang mencurigakan, personel kepolisian yang saat itu masih berkumpul di Polres, melakukan penyergapan dengan sangat hati-hati, bahkan banyak anggota polisi yang siaga dengan senjata api.
Bahkan, saat kepolisian menyergap pria yang bekerja sebagai pemasang gorden disalah satu hotel dekat Polres itu, pria tersebut sempat memekikan kalimat-kalimat berbahasa Arab yang membuat petugas semakin bergegas mengamankan yang bersangkutan.
Guna memastikan isi tas pria itu tidak ada benda yang berbahaya, tim dari Gegana Brimob Polda Kaltim, lengkap dengan pakaian penjinakan bom, datang melakukan pemeriksaan, serta mengamankan tas tersebut.
Isi tas tersebut ternyata perlengkapan yang berkaitan dengan pekerjaannya berupa laptop, kain flanel, contoh gorden, serta handphone, dan tidak ditemukan benda-benda berbahaya.
"Betul, tadi pagi saat anggota bersih-bersih Mako, ada seorang pria masuk dengan tingkah laku yang mencurigakan," ucap Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Vendra Riviyanto, Sabtu (2/6).
Lanjut dia menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan, pria tersebut mengalami gangguan mental, dan tengah ada masalah terkait dengan pekerjaannya.
"Sudah kita tanya orangtuanya, dan manajemen hotel, orangnya plin plan, idap gangguan mental. Gegana datang untuk memastikan tidak ada benda berbahaya di tasnya, itu sudah SOP nya," ucapnya.
"Kita masih amankan yang bersangkutan, sudah kita wawancarai juga, dia tidak ada keterlibatan dengan kelompok teroris, dan saat ini masih kita lakukan pendalaman lagi," tutupnya.
Kendati tidak melakukan penyerangan kepada anggota kepolisian, namun aksi pria yang diketahui mengidap gangguan mental, serta memiliki permasalahan dengan pekerjaanya itu, sempat membuat gempar, terlebih saat hendak diamankan, pria yang bekerja sebagai pemasang gorden itu sempat memekikan kalimat-kalimat dalam bahasan Arab.
Beberapa awak media sempat mencoba mendatangi kediamannya di salah satu jalan di kecamatan Samarinda Utara, sesuai yang tertera di KTP milik AK.
Namun, ketua RT setempat, Alfian mengatakan, sejak 2016 menjabat sebagai ketua RT, dirinya tidak pernah melihat AK.
"Tidak pernah lihat saya, tidak ada laporan juga ke saya, mungkin sudah tidak tinggal di RT sini lagi, karena di KTP tertera masa berlaku 2015," ungkapnya usai melihat foto KTP AK, Sabtu (2/6).