TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Mitos melempar koin untuk mendapatkan keselamatan masih menjadi tradisi di Jembatan Sewo, yang merupakan perbatasan Subang dan Indramayu.
Hal itu terlihat oleh tim Tribunnews saat melintasi lokasi Jembatan Sewo, Senin (11/6/2018).
Terlihat beberapa warga mulai dari orang tua hingga anak-anak membawa sebuah sapu dan duduk di pinggir jalan menggunakan topi sembari menunggu uang jatuh yang diberikan oleh pengendara yang melintas.
Sapu yang digunakan pun terbuat dari ranting pohon maupun lidi.
Deretan warga yang menunggu uang jatuh terlihat sangat banyak, terpantau terdapat ratusan orang yang menunggu sepanjang jalan sebelum dan sesudah jembatan.
Bagi pemudik yang terbiasa melintas di Jembatan Sewo hal tersebut bukanlah hal aneh, karena setiap kali pulang ke kampung halaman menjelang Idul Fitri penampakan para penyapu uang logam selalu terlihat.
Keberadaan penyapu uang di sekitar Jembatan Sewo sudah sedari dulu ada dan aktivitasnya berlangsung setiap hari.
Konon, menurut cerita mitos warga setempat, sungai di bawah Jembatan itu dihuni makhluk halus, mulai dari kuntilanak, siluman buaya putih, sampai cerita tentang nyai ronggeng. Tidak jelas mulai kapan kebiasaan sopir melempar uang itu dilakukan. Tapi ada yang bilang sejak zaman Belanda.
"Kebiasaan begitu dah lama, sejak zaman mbah saya dulu. Waktu itu jembatannya sih masih jelek, biasanya sopir membuang uang ke sungai. Makanya jadi dinamain Jembatan Sewo," kata Darmadi warga setempat.
"Sopir yang lewat melempar uang supaya nggak diganggu makhluk halus," sambungnya.
Dari sisi keamanan, keberadaan penyapu uang logam tersebut sangat membahayakan karena penyapu akan langsung berebut uang yang diberikan pengemudi ketika melintas.
Padahal di ruas jalan tersebut masih banyak kendaraan yang melintas dengan kecepatan tinggi, terutama mobil pribadi dan bus.
Darmadi juga mengatakan setiap harinya mangkap menunggu kendaraan yang melempar uang sejak pagi pukul 06.00 WIB.
Berdasarkan pengakuannya uang yang Ia dapatkan dalam sehari bervariasi, untuk hari biasa bisa mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.
Namun ketika musim mudik lebaran, bisa mencapai Rp 100 ribu, dikarenakan adanya lonjakan kendaraan yang melintas.