Hal ini menyebabkan kemacetan.
"Puncak keramaian itu jam 01.00 pagi hingga menjelang sahur. Itu di pinggir jalan semuanya orang pada mau makan. Kalau di rest area kan penuh. Makannya mereka makan di pinggir jalan, makan bersama keluarga," kata dia.
Bertugas mengatur lalu lintas saat mudik sudah bertahun-tahun dijalani Bripka Wawan.
Tepatnya, sejak 2006.
"Sudah dari tahun 2006, sudah lama saya di lapangan. Dulu ketika belum ada Tol Cipali, tugasnya di Pantura," kata Bripka Wawan.
Saat ditanya, apakah ia bisa merayakan Lebaran bersama keluarga, ia mengatakan, tergantung arus lalu lintas jelang Lebaran.
"Tergantung keadaan macetnya ini. Kalau misalkan kendaraan masih ada sampai pagi, kami tidak berani meninggalkan, takutnya ada kecelakaan atau apa gitu kan," kata Wawan.
Menurut dia, keluarga sudah memahami tuntutan tugas dan profesinya sehingga tak mempermasalahkannya.
"Ya namanya tugas, kan demi negara jadi maklum," lanjut dia.
Suka duka
Kecintaan terhadap profesi dan rasa tanggung jawab, membuat Bripka Wawan menjalani pekerjaannya tanpa beban.
Bahkan, ia merasa terharu ketika melihat para perantau melakukan perjalanan mudik untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.
"Kalau kami melihat orang mau mudik, kadang-kadang inget sama keluarga. Ya orang itu lewat di pinggir jalan suka ada yang bilang. 'Sabar ya Pak ya'" ujar dia.
Dukanya, saat kondisi lalu lintas macet, tak sedikit pengemudi yang tak bisa mengendalikan emosinya.