TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ketua Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), Hermawi F Taslim mendorong pembentukan tim investigasi tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara.
Seingat dia, peristiwa kapal tenggelam ini telah berulangkali terjadi.
"Seolah nyawa tidak ada harganya. Kejadian demi kejadian seolah sudah dimaklumi," katanya, Jumat (22/6/2018).
Hermawi mahasiswa Fakultas Hukum USU, angkatan 1981 yang kini berprofesi sebagai pengacara di Jakarta.
Menurutnya, tragedi kemanusiaan KM Sinar Bangun yang menewaskan 3 orang, 184 penumpang hilang dan 19 orang selamat yang terjadi Senin lalu, merupakan peristiwa yang terus berulang.
Lebih dari 30 tahun, alasan kapal karam selalu klasik yakni kelebihan penumpang, kapal tidak laik berlayar dan regulasi yang amburadul.
"Anehnya tidak ada upaya yg sungguh-sungguh dari semua stakeholder untuk memperbaikinya. Bahkan ketika Danau Toba sudah dicanangkan untuk go international dengan segala janji-janjinya, tidak tampak usaha yang serius untuk pembenahan," ujar Taslim.
Menurutnya, aneh bin ajaib tragedi kemanusiaan yang mengaburkan eksistensi ratusan nyawa anak bangsa.
Tapi tiba-tiba membuat gagu semua pihak, khususnya para petinggi negri yg selama ini rajin berkoar tentang danau toba yang serba wah.
"Memasuki hari ke-4 tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun, tidak satu pun pejabat di republik ini mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten cukup sportif untuk menyatakan bertanggungjawab," ujarnya.
Menyikapi situasi ini para mantan aktivis mahasiswa yngg tergabung dalam Forum Alumni Kelompok Cipayung mengambil prakarsa untuk membentuk semacam "tim investigasi" guna mencari tahu musabab tragedi dengan segala latar belakangnya.
Forum ini nantinya terdiri atas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), Forum Komunikasi Alumni (Forkoma PMKRI), PNPS GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) dan IKA PMII (Pergerakan Mahasiawa Islam Indonesia).
Forum sudah memulai persiapan pembentukan tim dengan dialog-dialog intensif di tingkat pusat.
"Kami sedang mematangkan konsepnya, setelah itu kami akan ke Medan untuk penunjukan personel tim. Mudah-mudahan dalam waktu yang sangat segera tim sudah terbentuk," ujar Hermawi Taslim selaku Ketua DPN Forkoma PMKRI dan seorang penggagas.
Menurutnya, tim itu kelak akan beranggotakan sejumlah nama dari berbagai kalangan. Semuanya dari kalangan independen dan dipastikan tidak ada dari kalangan birokrasi.
"Kami ingin tragedi ini merupakan yang terakhir buat Danau Toba. Jika kita sungguh-sungguh ingin mewujudkan Danau Toba sebagai destinasi wisata international, maka infrastruktur khususnya menyangkut aspek keselamatan harus terjamin," ujar Hermawi Taslim.