Laporan Wartawan Tribun Medan M Andimaz Kahfi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pencarian korban KM Sinar Bangun pada hari keenam, Sabtu (23/6/2018), belum membuahkan hasil menggembirakan karena tidak satu pun jasad korban yang ditemukan pada pencarian Sabtu.
Total korban yang masih dicari sekitar 184 orang/jasad yang diyakini terperangkap dalam bangkai kapal maut KM Sinar Bangun.
Bangkai juga belum terdeteksi, karena Danau Toba ternyata lebih dalam dari data sebelumnya dipegang Basarnas.
Sabtu siang, Tim Basarnas mendatangkan Helikopter seri HR3604 dari Bandara Pekanbaru, yang di halaman Pelabuhan Tigaras, sekitar pukul 15.08 WIB.
Namun, setelah mendarat Heli Basarnas yang berwarna oranye mencolok, tidak dioperasikan sama sekali.
Hanya terparkir manis di halaman Pelabuhan Tigaras.
Usut punya usut, ternyata sebelum mendarat di Pelabuhan Tigaras, Heli Basarnas itu sudah sempat mengelilingi areal langit di Danau Toba.
20 Latihan Soal Matematika Kelas 5 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka & Kunci Jawaban, Keliling Bangun Datar
Download Modul Ajar Serta RPP Seni Rupa Kelas 1 dan 2 Kurikulum Merdeka Lengkap Link Download Materi
Baca: Melayang di Kedalaman 10 Meter Danau Toba
Tapi tak kunjung menemukan tanda-tanda adanya objek korban hilang KM Sinar Bangun yang terlihat.
Direktur Operasional Basarnas Bambang Suryo Aji membenarkan bahwa sebelum sampai di Tigaras, Heli sempat mengitari Danau Toba untuk mencari keberadaan korban yang hilang.
"Heli ada kita pakai untuk lakukan pencarian sebelum sampai di Tigaras, tapi hasil masih nihil," kata Suryo.
Sedangkan Multibeam Ecosounder alat pendeteksi air hingga kedalaman dua ribu meter hingga Sabtu masih dalam perakitan.
Suryo mengatakan alat tersebut perlu perakitan ekstra karena berbobot besar.
"Alat itu baru datang dari Tanjungpinang. Masih kita rakit. Karena butuh dirakit yang kuat agar kokoh di kapal. Hari ini belum digunakan,"ujarnya, Sabtu (23/6/2018).
Suryo menjelaskan alat tersebut akan dibawa oleh kapal hingga ke titik jatuhnya kapal KM Sinar Bangun.