TRIBUNNEWS.COM, TIGARAS - Maria Magadelana Munthe (52) masih setia menunggu suaminya Loncer Nainggolan (54) di tepi Danau Toba Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun, Jumat (22/6/2018).
Ibu tiga anak tersebut duduk beralas tikar di bawah terik matahari.
Maria menatap Danau Toba dengan harapan suaminya segera ditemukan.
Suaminya dan kakak iparnya, Ader Nainggolan, merupakan penumpang KM Sinar Bangun yang karam di Danau Toba.
Kapal tersebut disebut-sebut membawa 206 penumpang dan 100 unit sepeda motor.
KM Sinar Bangun tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin lal.
Jumat (22/6/2018), merupakan hari kelima pencarian korban hilang.
Maria bersama dua putrinya menunggu kabar keberadaan suami dan kakak iparnya sambil mengunyah sirih.
Baca: Abdul dan Cesar Rela Menabung Rp 20 Juta Demi Nonton Langsung Piala Dunia
Warga asal Gajah Pokki, Haranggaol ini turut melaksanakan ritual Mangelek agar jasad suaminya timbul ke permukaan danau.
Ritual tersebut menggunakan beberapa lembar sirih, yang diletakkan di pinggir danau.
"Ini namanya Mangelek. Seperti memanggil roh agar jasad suami saya timbul ke permukaan," ujarnya dengan mata sembab.
Sebelum meletakkan beberapa lembar sirih di pinggir danau, putri bungsu Maria, Eva Kristiani Nainggolan (15), memanjatkan doa.
Ia berdoa sambil menggenggam sirih. Selain sirih, keluarga Maria juga meletakkan dua botol minuman tradisional juga diletakkan di pinggir danau.
Minuman tersebut merupakan kegemaran Loncer.
"Suami saya suka minuman itu. Jadi, ini upaya memanggil roh suaminya saya agar timbul," katanya.
Maria menilai tim gabungan pencarian korban tak menunjukkan perkembangan.
Bahkan, menurutnya, alat canggih dan personel yang mencapai ratusan orang belum memberi tanda-tanda ada harapan.
Selain Maria, puluhan keluarga korban KM Sinar Bangun memilih untuk bertahan di Dermaga Tigaras, Mereka rela panas-panasan di bawah terik matahari untuk menanti kapal yang datang membawa korban hilang.
Pemerintah Kabupaten Simalungun telah mengarahkan keluarga korban untuk menunggu di RSUD Rodenhaim Pematangraya.
Baca: Jabar Lumbung Kemenangan Prabowo di Pilpres 2014, Kini Hasil Survei Tunjukkan Jokowi Unggul
Namun, beberapa keluarga memilih bertahan di Dermaga Tigaras. Mereka menggelar tikar dan makan di pinggir danau.
Maria mengatakan, lebih baik menunggu di sini dibanding tak ada juga yang ditunggu di RSUD Rodenhaim Pematangraya.
"Lebih baik di sini kami nunggu dibanding di sana. Kami duduk di sini. Kami nggak mengganggu petugas," katanya.
Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih mengimbau keluarga korban untuk langsung menuju posko yang telah disediakan.
"Kalau di sana kita sudah sediakan makanan dan minuman. Jadi, lebih enak di sana," katanya.
Marsinti Nainggolan, yang mencari anaknya Sahala Pardamean Girsang, berharap tim bekerja cepat.
Ia juga membutuhkan penjelasan dari tim untuk perkembangan pencarian.
Hingga pencarian ke lima, Basarnas masih mencari 184 korban yang hilang.
Petugas baru menemukan 22 korban dengan rincian 19 selamat termasuk nakhoda KM Sinar Bangun, dan tiga penumpang meninggal. (tmy/cr9)