TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin dan Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Arif Rahman dijadwalkan mengunjungi UMR (6), bocah yang jadi korban ledakan bom di Bangil, Pasuruan, Jatim, Kamis (5/7/2018).
Tiga orang tertinggi di Jatim itu dijadwalkan menjenguk UMR yang dirawat di ruang ICU RS Bhayangkara Polda Jatim, Jumat (6/7/2018) pagi ini.
Saat ini, Gubernur, Kapolda Jatim dan Pangdam V/Brawijaya belum datang di RS Bhayangkara Polda Jatim.
UMR dirawat di RS milik Polri ini sejak, Kamis (5/7/2018) petang.
Dia dirawat intensif di ICU dan dijaga ketat polisi bersenjata laras panjang.
Ledakan Beruntun
Sebelumnya, ledakan yang mengganggu ketenangan warga Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, terjadi Kamis (5/7/2018) siang.
Berdasarkan pengakuan warga, Hartono, suara ledakan itu terdengar beruntun.
Baca: Polda Sulsel: Tersangka Kasus Karamnya KM Lestari Jaya Kemungkinan Lebih dari Satu
Ledakan itu bersumber dari rumah Saprani yang dikontrak oleh satu keluarga.
"Tadi saya di warung, terus kok ada suara ledakan. Sekali saya biarkan, eh ternyata terjadi berkali-kali. Saya langsung lari ke lokasi," katanya.
Dia menjelaskan, di lokasi, sudah banyak warga yang berkerumun.
Warga pun panik mendengar ledakan ini.
"Tidak tahu itu bom atau bukan. Yang jelas rumah yang dihuni sama orang yang di situ rusak. Dan ada anak laki-laki terluka," tambahnya.
Bocah yang terluka itu kemudian diketahui bernama UMR (6).
Awalnya, pasca ledakan UMR dilarikan ke RSUD Bangil, namun ia kemudian dipindahkan ke RS Bhayangkara Polda Jatim, Kamis (5/7/2018) petang.
Kapolres Pasuruan AKBP Raydian Kokrosono mengatakan, pemindahan ini untuk memberikan penanganan medis yang terbaik untuk korban ledakan ini.
"Demi kesehatan dan kepulihan korban," katanya.
Baca: Pertemuan di Kertanegara Buka Peluang Duetkan Prabowo Subianto-AHY
Dia menjelaskan, selain itu pemindahannya untuk memudahkan proses pemeriksaan UMR.
Yang bersangkutan juga menjadi saksi dalam kasus teror bom ini.
"Kewenangan akan diambil Polda Jawa Timur," kata dia.
Tiga Identitas
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin, menyebut pelaku teror bom di Bangil, Pasuruan, memiliki banyak identitas.
Bahkan, pelaku tersebut memiliki tiga lembar kartu tanda pengenal.
"Semuanya palsu dan tidak tercatat. Itu terbukti dari KTP-nya. Bukan e-ktp, tapi format ktp lama atau ktp biasanya. Tanggal lahir, alamat semuanya beda, tetapi fotonya tetap sama," katanya saat konferensi pers.
Dia mengatakan, di KTP pertama, pelaku memiliki nama Ab******, yang berasal dari Aceh.
Di KTP kedua, tertulis namanya An*****, dari Banten.
Baca: Istri Pelaku Teror Bom di Pasuruan Hanya Bilang Tak Tahu Apa-apa saat Diperiksa sebagai Saksi
Sedangkan di KTP ketiga, tertulis namanya Ac**** Mu****, dari Malang.
"Identitas aslinya masih dalam pengembangan. Namun, sapaan akrabnya, atau sapaan istrinya, pelaku biasa dipanggil Ab******," tegasnya.
Kapolda menyebutkan, dia sudah mengerahkan tim untuk melakukan pencarian.
Ia sudah meminta bantuan Densus 88 dan mengerahkan jajaran Polres di Polda Jawa Timur.
"Kami mohon doanya, semoga pelaku cepat bisa tertangkap. Kami sudah kantongi beberapa alat elektronik miliknya, mulai komputer dan laptop pribadinya. Kami akan lacak menggunakan tim IT kita. Kami optimis pelaku bisa kami amankan dalam jangka waktu dekat," tambhanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat khususnya Jawa Timur, khususnya Pasuruan jangan resah dan jangan khawatir.
Ia mengaku pihaknya sudah bergerak mulai selesai kejadian ledakan kemarin siang.
"Tidak ada siaga 1, aman. Tetap tenang dan jangan resah. Kami akan tangkap pelaku secepatnya," kata dia.