TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Sedikitnya 1.200 kepala keluarga di Kulonprogo saat ini tercatat mengalami kesulitan air bersih.
Hal itu sebagai dampak kekeringan yang melanda wilayah tersebut pada musim kemarau ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo mencatat ada 12 desa terdampak kekeringan dan kesulitan air bersih serta sudah melapor maupun mengajukan permohonan bantuan air bersih.
Mereka terdapat di lima wilayah kecamatan yakni Kalibawang (Desa Banjaroya, Banjarharjo, Banjararum, Banjarasri), Girimulyo (Giripurwo, Purwosari, Jatimulyo, Pendoworejo), Sentolo (Salamrejo), Samigaluh (Sidoharjo, Purwoharjo), dan Nanggulan (Tanjungharjo).
Jumlah itu dimungkinkan masih bertambah mengingat ada beberapa desa yang warganya diketahui sudah mengalami kesulitan mendapat air bersih namun belum ada pengajuan permohonan bantuan.
Di antaranya dari Kecamatan Kokap yakni Desa Hargowilis, Hargorejo, dan Kalirejo.
Ada pula yang melalui assessment (tindakan penanganan) langsung oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A).
"Musim kemarau memang sebagian wilayah kekurangan air bersih. Sementara ini kami baru mencatat 12 desa yang kekurangan air bersih dan ada 1.200 KK terdampak. Semoga tidak bertambah," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi pada Tribunjogja.com, Kamis (12/7/2018).
Diakuinya untuk wilayah Kokap memang belum masuk daftar meski termasuk dalam peta wilayah kerawanan terdampak kekeringan.
Pemerintah kecamatan setempat bersama desa masih melakukan rapat koordinasi penanganannya.
Karena terbatasnya anggaran untuk pasokan air bersih yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, distribusi air bersih saat ini diprioritaskan untuk wilayah-wilayah yang sudah mengajukan permohonan bantuan.
Kondisi mata air di sekitar wilayah terdampak itu disebutkan sudah sangat kecil sehingga tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.
Anggaran yang ada saat ini hanya tersedia sekitar 150 tangki bantuan dari program tangungjawab sosial perusahaan tertentu (CSR) serta anggaran dari APBD DIY sekitar 100 tangki.
Namun begitu, distribusi saat ini dilakukan untuk hasil bantuan CSR sebanyak 50 tangki ke berbagai titik wilayah terdampak oleh Tagana sedangkan bantuan dari APBD DIY dimungkinkan baru bisa didistribusikan pada Agustus nanti.