Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sekretaris DPC PDIP Labuhanbatu, Saiful Anwar mengatakan, tidak sedikit kerabat serta sesama pengurus PDIP Labuhanbatu menghubunginya usai beredar kabar Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT).
“Selasa malam kawan-kawan di partai banyak telepon bertanya tentang kabar OTT jadi kita cari tahu sama-sama. Barangkali kapasitas saya sebagai sekretaris dianggap lebih tahu informasi. Jadi berdering terus hanpdhone. Padahal pada hari itu, saya seharian di KPU,” ujarnya saat berbincang dengan Tribun Medan/Tribun-Medan.com, Kamis (19/7/2018).
Ia menambahkan, merasa kaget mendapatkan informasi adanya Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK itu. Sehingga, ia berulangkali memastikan kebenaran pemberitaan media online. Apalagi, sehari sebelum peristiwa OTT mereka sempat bertemu.
Baca: Ini Dia Harta Kekayaan Bupati Labuhanbatu yang Ditangkap KPK
Kala itu, ia bersama Pangonal Harahap saling berbincang, kemudian mereka meneken berkas DPS para kader yang ingin bertarung di Pileg. Sesuai kesepakatan bersama para kader PDIP, lanjutnya, mereka mendaftarkan para caleg ke KPU pada Selasa (17/7) pukul 18.00 WIB.
“Sepulang dari KPU, baru saya dapat kabar adanya OTT dari orang yang menelepon. Informasi yang berkembang tiga orang diamankan di Labuhanbatu, namun saya tidak tahu identitas yang diamankan tersebut. Jadi, saya benar-benar enggak tahu kronologisnya secara pasti,” katanya.
Ia menyampaikan, tidak terlalu memperdulikan isu OTT KPK terhadap Pengonal Harahap karena tengah fokus di Pileg. Apalagi, tidak sedikit berkas pencalonan caleg yang harus dilengkapi pengurus partai. Seperti masih ada ijazah dari caleg yang belum dilegalisir maupun surat pengadilan belum keluar.
Lebih lanjut, ia berencana akan mengunjungi Pangonal Harahap di Jakarta namun masih mencari waktu yang tepat. Pasalnya, KPK punya mekanisme yang harus dipatuhi oleh orang yang ingin menjengguk dan tengah sibuk untuk mencari suara.
Dia berupaya masalah hukum yang dihadapi Ketua DPC Labuhanbatu tidak mengakibatkan perolehan suara PDIP menyusut. Apalagi, selama ini PDIP memperoleh suara yang cukup tinggi di Pileg maupun Pilkada. Oleh karena itu, ia akan memotivasi para caleg supaya tidak kendur.
“Kalau kami di sini, para caleg mau menang, kalau merasa ada pengaruhnya besar nanti semangat juang jadi kendor. Jadi, kita harus optimis, karena peroleh suara PDIP cukup tinggi, pada Pemilu 1999, PDIP Labuhanbatu menang. Kemudian, pada Pemilu 2004 kami peringkat kedua perolehan suara tertinggi,” ujarnya.
Lalu pada Pemilu 2009, PDIP kembali memperoleh suara terbanyak kedua serta pada Pemilu 2014 memperoleh suara terbanyak. Jadi, selama ini perolehan suara PDIP di Labuhabatu cukup tinggi, minimal peringkat kedua peroleh suara terbanyak.
“Kami biasa, normal tidak ada pengaruh usai OTT KPK, sedangkan respon masyarakat ditentukan dengan hasil pileg. Jadi, konsolidasi tetap berjalan,” ungkapnya.