TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak perusahannya PT Bintang Toedjoe melakukan kerjasama transfer teknologi dengan Hanbang Bio Korea dan Universitas Surabaya (Ubaya) dengan basis Akademisi, Bisnis dan Government Society (ABGS).
Realisasi kerjasama transfer teknologi diwujudkan dengan membangun laboratorium kultur jaringan (tissue culture) di Fakultas Teknobiologi Ubaya, Surabaya Jawa Timur.
Peresmian laboratorium dilakukan oleh Direktur Pengembangan Teknologi Industri Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Dr Eng Hotmatua Daulay, Rabu (18/7/2018).
Hotmatua Daulay mengatakan pemerintah mendukung apa yang dirintis Bintang Toedjoe.
“Pemerintah mendukung dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk ikut berkolaborasi,” paparnya.
Hadir dalam peresmian tersebut Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius, Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe Simon Jonatan dan Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius menjelaskan, setiap tahun pihaknya menyediakan budget untuk penelitian.
Baca: Pemenang Penulisan Kalbe Farma Diajak Jalan-jalan ke Labuan Bajo
“Ada budget tersendiri, dan ide yang mulai dibicarakan sejak 2011 akhirnya bisa direalisasikan tujuh tahun kemudian,” ungkap Vidjongtius.
Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe Simon Jonatan menjelaskan, selama ini pihaknya melakukan impor ginseng 50 ton per tahun sebagai salah satu bahan produk Extra Joss.
“Ini end to end kolaborasi, sinergi untuk bisnis. Dengan kerjasama yang kami lakukan sekarang ini, diharapkan mampu meningkatkan produksi dalam negeri sekaligus mengurangi nilai ketergantungan impor,” ujar Simon.
Menurutnya, budidaya bibit unggul akan di lakukan di laboratorium tersebut.
“Saat ini sedang dikembangkan untuk ginseng dan jahe merah. Selanjutnya akan dikembangkan lebih luas lagi seperti temulawak, tumeric dan rempah-rempah lainnya,” sambungnya.
Simon menambahkan, tujuan akhir dari kerjasama ini adalah mengintegrasikan pembibitan dengan kegiatan CSV Bintang Toedjoe, dimana bibit yang dihasilkan akan disalurkan kepada petani-petani yang telah bekerjasama.
“Kami berusaha membantu industri dalam negeri dengan memberdayakan petani-petani. Tentunya juga dengan memperhatikan kesejahteraan mereka,” tambahnya.
Langkah yang ditempuh, lanjut Simon, bibit unggul yang secara kualitas dan masa tanam lebih singkat yang telah disalurkan kepada petani, jika panen akan dibeli lagi oleh Bintang Toedjoe.
“Jadi hasil panen petani akan dibeli kembali oleh PT Bintang Toedjoe sebagai bahan baku Industri. Harapannya, CSV ini dapat membentuk farmer community development yang sustain,” urai Simon.
Sementara itu untuk pembangunan laboratorium dan fasilitasnya, PT Bintang Toedjoe telah menggelontorkan investasi awal sebesar Rp 6 Miliar.
“Itu murni dari Bintang Toedjoe, untuk selanjutnya dibutuhkan investasi sebesar Rp 200 Miliar untuk in-vitro production dan ex-vitro benih,” kata Simon Jonatan.