TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Meski telah diberikan imbauan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Banjar, rupanya insiden matinya ribuan ikan di perairan Awang Bangkal, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, tetap terjadi.
Sejak Minggu (22/7/2018) lalu, dalam sehari, berton-ton lebih jenis ikan yang tidak bisa bertahan mengapung pada Keramba Jala Apung (KJA).
Di antaranya ialah ikan-ikan milik warga Awang Bangkal, Ellya. Bahkan hingga Kamis (26/7/2018) saat dihubungi Banjarmasinpost.co.id, ikan-ikan di KJA miliknya masih mati.
"Kemaren itu matinya serentak. Cuma beda beberapa hari. Kalau hari ini agak mendingan. Tapi hampir semua pembudidaya ikan disini mengalami ikannya mati," ucap Ellya.
Eli, sapaan akarabnya, mengatakan sejak beberapa hari lalu ribuan ikannya telah mati. Hal itu dikarenakan kondisi air yang mulai surut.
Namun perihal imbauan oleh instansi terkait mengenai penyesuaian kondisi, ia mengatakan tidak mengetahui adanya pemberitahuan itu.
Akhirnya, kerugian besar pun di dapat oleh perempuan yang kesehariannya juga mengajar tersebut.
Ia mengatakan, ikan nila yang biasa ia pasarkan seharga Rp 30.000 per kilo hanya laku dijual Rp 20.000 per kilo. Selain itu berdampak pula pada penurunan penghasilan Eli.
"Satu keramba itu bisa mencapai 15 ribu ikan dan perkiraan ikan mati pun sekitar 15 ribuan," terang Eli.
Semenjak beberapa hari lalu, awal mula ikan mati, setiap hari KJA Eli pun dibersihkan dari tumpukan ikan yang mengapung. Ia mengatakan, sebagian ikan mati masih berada di KJA. Namun ada pula yang sudah dibersihkan.
(Banjarmasinpost.co.id/ Isti Rohayanti)