Laporan wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Semenjak musim kemarau, warga Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, yang tinggal di bantaran Sungai Cikeruh, tidak bisa lagi menggunakan air sumur seperti biasanya.
Air sumurnya menjadi kotor dan bercampur dengan lumpur.
Untuk minum dan masak, warga terpaksa membeli air galonan untuk kebutuhan konsumsi.
"Untuk minum, bahkan untuk cuci beras saja, tidak mau pakai air sumur, berasnya malah jadi kotor, jadi pakai air galon," ujar Dede (55), warga Desa Cileunyi Wetan, ketika ditemui di kediamannya, Rabu (1/8/2018).
Dalam seminggu, Dede mengatakan, dirinya bisa membeli air galon minimal tiga kali untuk kebutuhan konsumsi.
Per galonnya, Dede harus membeli seharga Rp 5 ribu.
"Kalau musim hujan juga beli galon, tapi kan untuk minum saja, jadi paling maksimal seminggu sekali, kalau sekarang sama untuk masak juga jadi minimal tiga kali dalam seminggu," ujarnya.
Hal serupa dirasakan oleh Aris (65), warga Cileunyu Wetan.
Aris mengaku terpaksa mengeluarkan biaya lebih untuk membeli air bersih.
"Seminggu minimal keluar Rp 20 ribu untuk air, karena kan saya anggota keluarga banyak, jadi minimal beli air galon empat kali seminggu," ujar Aris.
Aris berharap ada pasokan air bersih yang dapat dibagikan merata ke warga, dan sampai ke tempat tinggalnya.