"Tanahnya subur. Saya tanami lombok, timun, tomat, bawang prei, saya gilir setiap bulannya itu tumbuh dan menghasilkan. Bahkan, hasil dari kebun ini bisa saya gunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Per bulan hasil panen bisa lebih dari Rp 1 juta," urainya.
Suami dari Tramiasi ini mengaku sudah dua kali, tanah kebunnya ini ditawar orang dengan harga cukup mahal. Pertama, ditawar Rp 80 juta dan kedua Rp 120 juta.
Ia menolak tawaran itu, karena memang tidak berniat untuk menjualnya. Alasannya, karena ini merupakan hasil tabungannya dan sampai kapan pun tidak akan pernah dijual.
"Dulu saya pernah mimpi dua kali bahwa kebun ini seperti pasar, rame sekali. Rame orang yang datang, tapi masih sepi penjualnya. Kalau orang jawa bilang, mungkin ini pertanda kebun saya ini pasarnya. Saya bisa mendapatkan keuntungan dari sini. Makanya saya telaten untuk bercocok tanam di sini," tutup bapak dari Eko Rahman Arif tersebut.
Penulis: Galih Lintartika
Berita ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul: Dua Kali Ditawar Mahal Selalu Ditolak, Tanah Kebun Prawoto di Prigen Kini Muncul Batu Bata Langka