Laporan Wartawan TribunJeneponto.com, Muslimin Emba
TRIBUNNEWS.COM, BINAMU - 21 korban selamat Kapal Layar Motor (KLM) Wahyu Ilahi 02 GT 66 yang terbakar dan tenggelam di Perairan Bima, Nusa Tenggara Barat tiba di Jeneponto.
Kedatangan para korban selamat disambut di rumah jabatan Bupati Jeneponto, Jl Lanto Dg Pasewang, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (5/9/2018) malam.
Cerita mengharuhkan para korban selamat pun tidak dapat ditutupi seketika Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar, meminta nakhoda KLM Wahyu Ilahi 02, Rahman menceritakan kronologis kejadian tenggelamnya kapal.
Menurut Rahman, kejadian yang menegangkan dan membuat panik seluruh ABK dan penumpang kapal pengangkut hewan itu bermula dari jatuhnya seekor sapi dari atas kapal.
"Sekitar setengah jam saya lepas dari dermaga (Pelabuhan Marapokot) ada sapi yang lompat dari atas kapal. Sehingga saya turun selamatkan itu sapi, sekitar tiga jam baru bisa sampai di atas kapal," tuturnya.
Usai menyelamatkan sapi yang nyaris tenggelam, Rahman sang nakhoda pun melanjutkan pelayarannya menuju Pelabuhan Jeneponto.
Sembilan jam melakukan pelayaran, musibah pun menghampiri. Tepatnya antara laut Flores dan laut Sulawesi atau 30 mil sebelum perairan Takabonerate, kapal mengalami gangguan pada bagian mesin.
"Saya melihat cahaya di bagian samping mesin, tidak lama begitu saya dengar suara ledakan dan disitu saya mulai melihat api. Jadi saya ambil air lalu siram, tapi apinya semakin besar sehingga akhirnya kapal mulai miring dan terbalik," tuturnya.
Baca: Deni Gadaikan Lima Mobil Rental Rp 20 Juta Per Unit, Uangnya untuk Bayar Utang
Saat kapal mulai terbalik dan nyaris tenggelam, ABK dan penumpang kapal yang panik pun melompat ke laut. Begitu juga dengan beberapa hewan yang berada di atas kapal.
"Disitu saya mulai panik dan bingung yang mana saya mau selamatkan. Tahunya ada kelapa dalam karung mengapung, di situ saya berenang dan mengambil kelapa dalam karung itu dan di situ saya dorong yang lain untuk pegang di kelapa," tuturnya.
Sekitar 30 menit mengapung mengandalkan enam karung kelapa, pertolongan pun datang.
KM Sejahtera, kapal tujuan Probolinggo yang melintas di sekitar lokasi tenggelamnya KM Wahyu Ilahi.
"Setengah jam kemudian datang KM Sejahtera, disitu kita semua ditolong dan dikasih naik ke KM Sejahtera dan dibawa ke Pelabuhan Probolinggo," ungkapnya.
Berdasarkan manifest keberangkatan, menurut Rahman terdapat ratusan ekor hewan ternak yang hendak diangkut ke Pelabuhan Jeneponto.
"Kalau sesuai manifest hanya 13 ABK yang ada di atas kapal, tapi ini penumpang lain ngotot untuk ikut jadi saya bilang silakan tapi kalau ada apa-apa saya tidak tanggung jawab. Kalau hewan itu, ada 100 sapi, kuda 50 ekor, kerbau 20 ekor, dan kambing 100 ekor," jelasnya.
Baca: Pengacara Roy Suryo: Masa Iya Kembalikan Paku Beton yang Sudah Diketok di Rumah?
Ke-21 korban selamat masing-masing, nakhoda kapal Suardi (41), Kepala Kamar Mesin (KKM) Irsa (38), Kelasi Riang (21), Anto (40), Bone Mayu (65), Hendra (19) dan Hidayat (20).
Sementara penumpang selamat, Cici (25), Nita (19), Gessong (23), Mila (19) perempuan yang hamil lima bulan, Parawia (40), Baha (41), Hasni (30), Ruslan (33), Sangkala (17) Harianto (43) Andi (12), Riskia bocah perempuan delapan tahun dan Riska bayi berumur dua tahun.
Sementara hewan yang dimuat kapal kebanyakan ikut terbakar dan tenggelam bersama bangkai kapal.
Diberitakan sebelumnya, KLM Wahyu Ilahi 02 GT 66 dikabarkan hilang kontak saat berlayar dari Pelabuhan Marapokot, Embai, Nusa Tenggara Timur, menuju Pelabuhan Jeneponto, Desa Bungen, Kecamatan Batang, Jumat (31/8/2018) siang.
Kapal berangkat dari Pelabuhan Marapokot, 30 Agustus pukul 02.00 dini hari, ETA (rencana waktu kedatangan) Jeneponto, 31 Agustus 2018 pukul 05.00 Wita.
Artikel ini telah tayang di Tribun-timur.com dengan judul Selamatkan Diri, Penumpang KLM Wahyu Ilahi Andalkan Tumpukan Kelapa Dalam Karung