TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -- Pihak keluarga curiga adanya kejanggalan penyebab meninggalnya almarhum prajurit Marinir Kelasi Kepala, Achmad Halim Mardyansah (29) yang dikabarkan bunuh diri, Senin (10/9/2018).
Almarhum Achmad Halim Mardyansah, awalnya dikabarkan meninggal bunuh diri di pohon bambu belakang kantor Detasemen Perbekalan (Denbek) Pangkalan Korps Marinir (Lanmar) Karangpilang Surabaya, Senin (10/9/2018) kemarin.
Aisyah Syafiera (23) istri korban mengatakan, korban berpamitan berangkat piket ke kantornya pada Sabtu pagi (8/9) sekira pukul 08.00 WIB.
Dia sempat berkomunikasi dengan korban melalui Handphone.
Kemudian korban pulang ke rumah untuk makan siang pada pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
Saat itu, korban masih mengenakan seragam baju dinas kembali bertugas piket ke kantornya.
Setelah itu, ia sempat menghubungi suaminya bermaksud untuk menawarkan makan malam di rumah.
“Tapi malam itu mas (Alamarhum) tidak membalasnya,” ujarnya saat ditemui Surya, Jumat dini hari (14/9/2018).
Pihak keluarga mulai curiga ketika korban tidak kunjung pulang.
Mereka sempat beberapa kali menghubungi ponsel korban namun tidak kunjung ada jawaban.
Singkat cerita setelah itu pihak keluarga mencari korban ke kantornya.
Namun lagi-lagi tidak menjumpai korban. Ia cuma menemukan ada dua handphone milik korban dalam kondisi dicas di atas meja samping Laptop.
Keluarga mulai panik ketika korban tak kunjung ditemukan. Mereka sempat memperoleh informasi jika korban berada di Sidoarjo.
“Saya telepon temannya Dwi Kartika Wuri Hadi biasanya ke tempat R-Kompas (rumah komunitas) tapi tidak ada,” ungkapnya.