Kemudian, pada Minggu (8/9/2018) setelah Isya ada dua anggota Marinir datang menanyakan keberadaan korban.
Karena korban tidak kunjung pulang, mereka bolak-balik untuk mencari korban di sekitar kantornya. Namun ketika malam itu korban tidak ditemukan.
Menurut Aisyah, sempat menanyakan kepada teman yang piket bersama korban.
Sesuai keterangannya, korban sempat pulang ke rumah dan balik ke ruangan kantornya.
Akan tetapi korban tidak keluar dari ruangannya hingga Magrib sampai akhirnya korban sempat dikabarkan menghilang.
“Sudah berupaya mencarinya hingga malam tapi tidak ditemukan,” paparnya.
Singkat cerita, pada Senin pagi (10/9/2018) pihak keluarga didatangi dua anggota mengendarai mobil. Kemudian, orang tua bersama istri korban menumpang mobil itu menuju ke kantornya.
Hj Istiatin, ibu korban, didampingi anggota Marinir menuju ke lokasi ditemukannya korban.
Betapa terkejutnya dia ketika melihat sesosok jenazah ditutupi kain sprei putih bersandar di dinding belakang kantornya.
Dia bahkan sempat berteriak tak kuasa menahan tangis ketika melihat jenazah anaknya telah terbujur kaku.
“Saya teriak itu anak saya,” ungkapnya.
Istiatin mengatakan, pihak keluarga mulai curiga adanya kejanggalan kematian korban ketika berada rumah sakit.
Apalagi kejanggalan itu semakin muncul ketika melihat kondisi korban.
Saat pemakaman korban dibungkus plastik bening dan kain kafan.