Laporan wartawan Tribun Jateng, Dhian Adi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal menerima laporan terjadinya keracunan masal di SDN 1 Ngadiwarno, Selasa (2/10/2018) pagi.
Informasi yang dihimpun belasan murid SDN 1 Ngadiwarno mengalami keracunan pukul 09.30 setelah menikmati permen jeli stik yang dijual oleh pedagang makanan di sekolah tersebut.
Dinkes akan memeriksa zat dalam permen tersebut.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Kendal Agus Sumaryono mengatakan saat ini yang paling diutamakan adalah pemulihan para siswa yang tengah sakit karena keracunan itu.
"Kami akan menyelidiki zat dalam permen itu agar membuktikan apakah benar keracunan permen itu atau zat lainnya diluar permen itu," katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kabid Pengawasan Obat dan makanan Dinkes Kendal, dr Dhina Khameswari.
Ia mengatakan bahwa pihaknya akan membawa sisa permen itu untuk dijadikan sample uji di laboratorium.
"Permen itu memang terdaftar resmi di BPOM, namun kami akan mengujinya. Jika nanti terbukti ada zat berbahaya didalamnya maka kami akan memberitahu itu kepada kepala BPOM," katanya.
Ia menduga jika terjadi keracunan bisa jadi saat proses produksi permen tersebut, bahan yang digunakan menggunakan bahan baku yang tidak higenis maupun menggunakan bahan berkualitas rendah, sehingga menyebabkan keracunan.
Sementara itu, petugas medis yang menolong para murid sd tersebut, Mukholil mengatakan korban yang mengalami keracunan dan menjalani perawatan di Puskemas Sukorejo 1 berjumlah 6 orang.
Namun pada pukul 12 siang kembali bertambah dua anak lagi sehingga total yang menjalani perawatan sebanyak 8 orang.
"Jumlah yang mengalami keracunan 16 anak. Namun yang menjalani perawatan sebanyak 8 anak," katanya
Ia menceritakan bahwa awal mulanya ada laporan keracunan yang diterima Puskesmas Sukorejo 2.
Kemudian dirinya bersama dua orang tenaga medis lainnya yang merupakan petugas medis Puskemas Sukorejo 2 langsung ke lokasi sekolah tersebut untuk menolong para murid.
Selanjutnya para murid itu dibawa ke Puskesmas untuk diperiksa. Mereka bukan dibawa ke puskemas Sukorejo 2 melainkan ke puskemas sukorejo 1.
"Makanannya tidak kadaluarsa kok, masih lama tanggalnya sampai tahun 2020," ujarnya. (*)