Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Informasi yang beredar di media sosial (medsos) penampungan di Makassar memperbolehkan mengadopsi anak pengungsi korban gempa bumi dan tsunami Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dipastikan adalah hoax.
"Jadi kami tegaskan kembali bahwa berita itu adalah bohong (hoax)," kata Pihak Sekolah Yayasan Akar Panrita Manakarra, Fitriana Basira ditemui di lokasi penampungan, Jumat (05/10/2018).
Kabar ini merepotkan petugas atau relawan Penampungan pengungsi korban gempa bumi dan tsunami di TK Akar Panrita Manakarra, Jl Poros Baruga Antang, tepatnya disamping Gedung Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Kecamatan Manggala, Makassar.
Pasalnya pasca beredarnya pesan berantai di media sosial, banyak orang berdatangan dan menelepon karena mau mengadopsi anak anak yang selamat dari musibah bencana gempa berkekuatan 7,4 SR yang disusul tsunami.
"Sudah banyak yang datang dan menelpon ke kami. Ada sekitar ratusan orang," sebutnya.
Senada disampaikan Koordinator Aliansi Relawan, Akhmad Mushawir.
Baca: Ini Hal yang Harus Dilakukan Sebelum, Selama dan Setelah Gempa Bumi
Ia mengaku sangat menyayangkan dengan adanya kabar beredar terkait adopsi anak korban gempa Palu Sulteng ini.
"Itu hoax pak, kami sudah briefing bersama dengan pihak yayasan dan teman relawan. dan klarifikasi sudah kami sampaikan bahwa itu hoax dan tidak benar," kata Akhmad Mushawir kepada Tribun.
Ahmad mengaku dengan adanya pesan beredar masalah memperbolehkan adopsi itu sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian Sektor Manggala untuk menindaklanjuti info beredar tersebut.
Selain melaporkan, para relawan penampungan korban gempa dan tsunami juga langsung memasangi selebaran bertuliskan "Pengumuman Informasi Adopsi Hoax Semata"
Selebaran kertas dipasang atau ditempel di tembok mulai dari pintu masuk sampai di pintu utama TK Akar Panrita Manakarra, Antang Makasssar.
Ahmad menyampaikan korban gempa bumi dan tsunami Palu yang diungsikan di Yayasan Akar Panrita Manakarra Antang sebanyak 112 orang.
Sebanyak 84 diantaranya adalah anak anak usia dua bulan sampai 15 tahun.
"Dua orang sudah diambil tadi malam oleh orangtuanya," katanya.