"Namun, untungnya ada anaknya, yang perhatian dan selalu mengirim makan tiap hari," paparnya.
Ditemui di rumahnya, Senin (22/10) siang, nenek Katiyem duduk di atas tempat tidurnya.
Dan, di sebelahnya, anaknya, Miseni. Mereka mengaku lagi menunggu kedatangan anaknya, Bahri. Sebab, hingga pukul 10..00 WIB, Bahri belum muncul, untuk mengirim makanan.
"Kami kira Bahri yang datang. Kami sudah lapar, namun ia kok belum muncul (mengirim makanan)," tutur nenek Katiyem.
Masuk ke dalam tempat tinggal Katiyem dan anaknya, orang pasti akan menahan bau. Gimana tidak, wong selain banyak kotoran ayam, yang berceceran di mana-mana, juga bercampuran bau air kencing dan kotoran mereka.
Itu karena mereka tak bisa berjalan, untuk buang kotoran ke kamar kecil yang ada di balik tempat tinggalnya itu. Karena itu, kalau tak ada orang lain, yang membantunya, mereka ya berak begitu saja.
"Ya sebisanya (kencing atau berak, yang penting tak di tempat tidur). Wong, kami ini nggak bisa jalan ke mana-mana," paparnya.
Dituturkan Katiyem, kehidupannya yang kian susah itu dialami sejak dirinya tak bisa melihat sekitar 10 tahun lalu atau beberapa tahun setelah suaminya meninggal dunia.
Sementara, anaknya tak bisa jalan atau lumpuh sejak balita.
"Sekadar mau mandi atau makan saja, kami harus menunggu orang yang datang, untuk membantunya. Bahkan, sekadar menyalakan lampu di rumah saja, juga menunggu orang lain," tutur nenek Katinem, yang mengaku listrik di rumahnya dibayari tetangganya.
Mengapa, mereka kok memilih tinggal di bekas dapur rumahnya, yang kini dipakai menyimpan kayu bakar dan kandang ayam? Alasannya, karena lebih mudah jika mau ke kamar mandi.
Namun, lama kelamaan, karena dapurnya tak terpakai, akhirnya ayam peliharaannya, jadi krasan ditinggal bersama.
"Kalau di rumah depan gelap karena kami nggak bisa menyalakan lampu. Selain itu, juga kotor dan bocor jika hujan," paparnya.
Memang, kondisi rumah mereka itu, sangat tak layak. Selain berlantai tanah, juga dindingnya hanya setinggi sekitar 2,5 meter, dengan atasnya papan kayu. Itu pun, kondisinya sudah mulai rusak.