TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA-Calon Wakil Presiden RI nomor urut 01, KH Maruf Amin, mengatakan dirinya adalah lelaki setengah baya, menurut standar World Health Organization (WHO).
Hal itu disampaikannya di hadapan peserta perayaan Hari Santri Nasional di Asrama Haji Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (23/10/2018). Kiai Ma'ruf diundang memberi tausyiah sebagai Mustasyar PB Nahdatul Ulama (NU).
Awalnya, Kiai Maruf bercerita bahwa banyak yang menyindirnya. Yakni sudah berusia tua namun bersedia jadi cawapresnya Jokowi.
Baca: Maruf Amin: Menurut WHO Saya Belum Tua tapi Setengah Baya
Kiai Maruf yang didampingi Nyai Wury Estu Handayani, mengaku merasa geli ketika mendengar hal itu. Sebab sekalipun dirinya tak pernah mengaku bahwa dirinya masih berusia muda.
Walau, kata Kiai Maruf, dirinya tak tua-tua amat, bila dibandingkan PM Malaysia Mahathir Muhammad. Untuk diketahui, pada usia 93 tahun, masih bisa menjadi seorang perdana menteri.
"Sementara saya baru 57. Eh 75," kata Kiai Ma'ruf sambil tertawa bersama ribuan peserta acara.
Lalu Kiai Ma'ruf berkata, bahwa berdasarkan standar WHO, seseorang baru disebut berusia tua bila umurnya di kisaran 80-100 tahun. Sementara yang berusia 60-80 tahun, disebutnya setengah baya.
"Jadi kalau begitu saya belum tua, baru setengah baya, kalau menurut WHO," kata Kiai Ma'ruf yang kembali disambut tawa.
Yang jelas, dia berharap pengalamannya menjadi seorang cawapres bisa menginspirasi para santri. Menurutnya, santri tak boleh merasa rendah diri, namun sebaliknya optimis untuk memiliki masa depan.
Sebab santri bisa menjadi apa saja. Bisa menjadi kiai, pengusaha, pejabat pemerintahan, gubernur, wakil gubernur, dan calon wapres seperti dirinya.
"Bahkan bisa jadi presiden. Kayak Gus Dur. Karena itu santri jangan sampai merasa tidak bisa ya. Kita bisa jadi apa saja," kata Kiai Maruf.
Baca: Jaringan Kiai Santri Nasional akan Sasar 1,3 Juta Pemilih di Malaysia untuk Jokowi-Maruf Amin