News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

11 Kisah Nelayan Sulut Hanyut di Laut, Ada yang Hilang, Tewas dan Ditemukan di Laut Guam

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aldi Adilang

Matius Kumune (40) warga Kampung Bumbiha, Kecamatan Siau Barat (Sibarut) Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) hilang saat melaut.

Setelah pencarian, Matius ditemukan tak bernyawa.

6. Nelayan Tagulandang, Marnis Patolangan - 9 Agustus 2018

Marnis Patolangan (45) warga Desa Bira Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro ditemukan hanyut di perairan Kecamatan Damau, Kabupaten Kepulaun Talaud, Kamis (9/8/2018) pukul 10.00 Wita

Marnis ditemukan dalam kondisi selamat oleh Mayore Anti (26) nelayan asal Desa Damau.

Stince Simpuru, warga Damau mengatakan mereka kaget karena informasi beredar dengan penemuan nelayan yang terapung di laut Damau.

7. Nelayan Inobonto, Suryanto Koiki - 13 September 2018

Nelayan asal Desa Inobonto II Suryanto Koiki, yang sempat terbawa arus air laut, akibat mesin tempel mati akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat.

Kepala Badana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolaang Mongondow (Bolmong), Haris Dilapanga berkata Kamis (13/9/2018), nelayan yang hilang terbawa dan dilakukan pencarian selama 9 jam akhirnya ditemukan di Tanjung Mariri Kecamatan Poigar.

“Nelayan yang hilang terbawah arus Suryanto Koiki, Alhamdulillah sudah ditemukan dalam kondisi selamat pada pukul 15.50 wita dan saat ini sudah berada dirumah bersama keluarganya Desa Inobonto II,” ujar Dilapanga, Kamis (13/9/2018).

Dijelaskannya, korban yang diduga Hilang memang terbawa arus dan menghindari cuaca buruk dengan mengarahkan perahunya ke perairan Tanjung Mariri.

“Nelayan tersebut bertemu dengan nelayan lainnya sehingga mesin tempel perahu yang tadinya sempat rusak berhasil diperbaiki,” jelasnya.

8. Nelayan Talaud, Riko Tumeno - 16 September 2018

Seorang Nelayan Asal Dampulis Selatan Kecamatan Nanusa bernama Riko Tumeno (48) terdampar di wilayah Perbatasan antara Indonesia-Filipina yakni Pulau Miangas, Minggu (16/9/2018) pukul 06.00 Wita.

Menurut korban, awalnya ia melaut sejak hari Rabu 12 September 2018, namun karena kondisi mesin perahu mengalami kerusakan ditambah dengan cuaca yang saat itu tidak bersahabat akibat angin kencang, sehingga perahunya terbawa arus hingga ke perbatasan Miangas.

“Perahu dihantam oleh badai dan gelombang dan hanyut sampai ke wilayah perbatasan Miangas,” kata dia.

Kapolsek Miangas Iptu Hibor Tandea menyampaikan bahwa saat ini kondisi nelayan asal Desa Dampulis yang terdampar dalam kondisi sehat.

Pihak Kepolisian langsung membantu menolong dan mengamankan korban.

9. Nelayan Wori, Aldi Novel Adilang - Juli 2018

Aldi Novel Adilang (18) Warga Wori Minahasa Utara hanyut pada pertengahan Juli 2018 diselamatkan Kapal Berbendera Panama di Perairan Guam Amerika Serikat, pada 31 Agustus 2018

Aldi kemudian dibawa ke Jepang lalu dipulangkan oleh KJRI Osaka pada 9 September lalu.

Pada 14 juli 2018 seharusnya Aldi Novel Adilang (18) sudah menikmati hasil tangkapan di Pulau Doi, Ternate.

Tapi pukul 07.00, angin selatan bertiup kencang menerpa rakit Aldi yang bekerja di Ternate sejak April 2018 (wilayah kerja penangkapan ikan ialah Laut Manado, laut Makalehi dan Ternate)

Rakit Aldi lepas karena gosokan tali yang kuat pada bantalan rakit temannya. Tali itu belum sempat terikat pada ponton.

Rakit menjauh kencang karena derasnya arus. Kapal penangkap ikan dari Pangkalan Dua berusaha menunggu di rakit yang lain. Tapi ternyata rakit hanyut tak lewat situ.

Mulai saat itu Aldi belajar bertahan hidup. Generator, tabung gas, lampu, radio HT, tenaga surya antena, baju, beras, rempah-rempah, peralatan dapur bahkan Alkitab menjadi sarana mempertahankan hidup hingga lebih dari satu bulan.

Aldi sudah berpikir tak akan kembali. Ia menangis memikirkan orangtuanya. Hari ketiga suara HT-nya mulai putus-putus. Setelah seminggu kemudian signal hilang.

Aldi terombang-ambing di laut selama 49 hari

10. Nelayan Minut, Stenly Tatoy

Stenly Tatoy (37), nelayan asal Pulau Gangga Minahasa Utara yang ditemukan di Pulau Yap, Mikronesia, setelah hilang di lautan selama 80 hari.

Herdi Tatoy, adik Stenly menyatakan, selain Amelia, wanita asal Indonesia di pulau Yap yang pertama menemukan Stenly, ada warga Indonesia yang turut membantu.

"Ada dua teman kerja Amelia di resort yang berasal dari Indonesia, juga ada beberapa keluarga asal Indonesia yang membantu," kata dia.

Sebut Herdi, seorang keluarga asal Indonesia membantu dengan memberikan beras.

Menurut Herdi, sang kakak kini berada di salah satu rumah.

Ia sempat dirawat selama empat hari di rumah sakit.

"Ia hilang sejak 16 Juli dan ditemukan pada 5 Oktober lalu, jadi sudah 80 hari dia hilang," kata dia.

Stenly Tatoy melakukan video call dengan keluarganya pada Kamis (11/10/2018.

"Saya ingin pulang, bawa saya ke rumah, saya rindu kalian semua," kata Stenly Tatoy (37) dari Jepang

"Ia katakan itu dengan nada lirih, airmatanya menetes," kata Alfonsius Tatoy, ayah Stenly
kepada Tribun Manado.

Bebernya, Stenly mengatakan dirinya sudah sehat.

Dikatakan Alfonsius, Stenly tampak sangat kurus.

"Badannya dulu berisi kini sangat kurus," kata dia.

Menurut Herdi, kakaknya hilang sejak 16 Juli 2018 lalu di atas rakit di Perairan Talaud. Kehilangan itu sudah dilaporkan ke Polda Sulut.

11. Nelayan Talaud, Yohanes Manapode

Yohanes Manapode, nelayan asal Desa Tabang, Kecamatan Rainis, Kabupaten Kepulauan Talaud ditemukan dalam keadaan selamat di perairan Papua New Guinea 15 September 2018.

Ia hanyut dari perairan Talaud selama 27 hari sejak 18 Agustus 2018.

Kini Yohanes tengah berada di KBRI Filipina menanti proses kepulangan.

Kisah Yohanes tak kalah seru dibanding dengan Aldi Adilang dan Stenly Tatoy.

Yohanes Manapode

Beda dengan Aldi dan Stenly yang hanyut di rakit, Yohanes hanyut di atas perahu nelayan mini.

Penuturan Danny kakak korban, sang adik hanyut setelah perahunya mati mesin. Perahu itu kemudian dipukul ombak hingga terbalik.

"Selama beberapa hari ia berjuang di laut dengan berpegangan di perahu," kata dia.

Ceritanya, dengan sisa-sisa kekuatan yang dimiliki, Yohanes berhasil membalikkan perahu. Tapi masalah tak berakhir sampai di situ.

Yohanes tak punya bekal makanan dan minuman. Untuk makan, ia menggaet sisa kelapa yang hanyut di perairan.

"Untuk minum ia ambil ember yang hanyut di laut lalu tampung air hujan," kata dia.

Kena air garam setiap hari membuat pakaiannya rusak. Pada akhirnya pakaian ia buka.

Tinggal sisa celana dalam. Dalam keadaan itu, ia disengat panas kala siang hari dan terserang dingin saat malam.

"Ia sudah nyaris mati dan akhirnya ditemukan kapal ikan Taiwan," kata dia.

Ia mengaku sudah melakukan video call dengan sang kakak.

"Kami harap ia bisa segera dipulangkan," kata dia. (Aldi Ponge)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Kisah 12 Nelayan Sulut Hanyut pada 2018, Ada Torambang-ambing 80 Hari, Meninggal hingga Hilang,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini