News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Kota Semarang Ada Gerakan Tangkap Tikus, Hasilnya 12 Ribu Tikus Tertangkap

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

warga memburu tikus

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Eka Yulianti Fajlin

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang bersama masyarakat menggalakkan aksi buru tikus di masing-masing kelurahan se-Kota Semarang sebagai upaya pengendalian leptospirosis.

Aksi tersebut sudah dilakukan sejak bulan pengendalian leptospirosis yakni September hingga kini aksi tersebut masih terus dilakukan. 

Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit leptospirosis Dinkes Kota Semarang, Wiwik Dwi lestari mengatakan, aksi buru tikus bertujuan untuk mengantisipasi warga Kota Semarang terjangkit penyakit leptospirosis.

Hingga Oktober 2018 ini, Dinkes Kota Semarang sudah menerima laporan masyarakat se-Kota Semarang sejumlah 12.108 ekor tikus.

Wilayah tertinggi yang mendapatkan tikus yakni Kecamatan Semarang Barat sebanyak 1.641 ekor.

"Bagi masyarakat yang melakukan buru tikus, harus melaporkan hasil buruannya kepada Dinkes Kota Semarang melalui SMS HIEWS (Health Information Early Warning System)," imbaunya, Kamis (25/10/2018).

Wiwik menjelaskan, kasus penyakit leptospirosis yang ada di kota Semarang pada tahun 2017 terdapat 55 kasus dengan  jumlah meninggal dunia sebanyak 14 orang.

Sedangkan, tahun 2018 hingga Mei 2018 terdapat 38 kasus dengan jumlah kasus meninggal dunia sebanyak 11 orang.

"Jumlah tersebut meningkat hingga Oktober ini ada 46 kasus penyakit leptospirosis di kota Semarang dengan jumlah meninggal sebanyak 13 orang," imbuh Wiwik.

Hal tersebut, kata Wiwik, menjadi perhatian khusus bagi Dinkes Kota Semarang terkait semakin bertambahnya kasus penyakit leptospirosis.

Upaya penangkapan tikus pun terus digencarkan lantaran binatang tersebut juga menjadi salah satu penyebab penyakit leptospirosis.

Selain itu, Dinkes Kota Semarang bekerjasama dengan lintas sektor mengadakan sosialisasi dan penyuluhan terkait penyakit leptospirosis.

"Selama bulan Pengendalian Leptospirosis ini kami telah mengadakan penyuluhan sebanyak 2544 kali di masing-masing kecamatan," ucap Wiwik.

Terlepas dari bulan pengendalian leptospirosis, sambungnya, Dinkes Semarang juga terus berupaya mengendalikan penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus tersebut dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, tata laksana baik fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas maupun rumah sakit, pengadaan redi diagnostik, rapat koordinasi, dan ceramah klinis bagi petugas.

Dinkes Kota Semarang juga memberikan alat dan sarana kepada puskesmas dan rumah sakit untuk mendeteksi penderita leptospirosis.

"Kalau di puskesmas kan memang programnya gratis, kalau di rumah sakit kembali dengan manajemen rumah sakit. Intinya untuk mencover deteksi dini terhadap screening penderita leptospirosis dengan gejala klinis tidak harus menunggu berhari-hari lamanya," jelasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini