TRIBUNNEWS.COM, MEULABOH - Polres Aceh Barat, Rabu (24/10/2018) memeriksa seorang dokter spesialis dan seorang perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sakit Cut Nyak Dhien (RSUD CND) Meulaboh, Aceh Barat sebagai saksi dalam kasus meninggalnya Alfa Reza (11) usai disuntik di rumah sakit tersebut.
Polisi juga sudah menjadwalkan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi lain dari kalangan rumah sakit dan keluarga korban.
Pantauan Serambi, kemarin, dokter spesialis yang diperiksa adalah dokter bedah yang memimpin operasi terhadap Alfa Reza dan perawat yang menyuntik korban pada malam itu.
Sejumlah pertanyaan dilayangkan penyidik untuk mengungkap penyebab meninggalnya Alfa Reza dan satu bocah lainnya.
Pemeriksaan tersebut berlangsung di Ruang Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Satreskrim Polres setempat.
Kapolres Aceh Barat, AKBP Raden Bobby Aria Prakasa SIK melalui Kasat Reskrim, Iptu M Isral mengatakan, pihak-pihak yang dipanggil sejauh ini masih bersifat undangan untuk mendalami dan menggali informasi terhadap peristiwa itu.
Selain tim medis, pemeriksaan juga akan dilakukan terhadap manajemen rumah sakit tersebut.
Tujuannya, untuk memastikan apa penyebab dan apakah ada ditemukan pidana atau tidak dalam kasus meninggalnya kedua bocah itu.
Baca: Satu Keluarga Tewas, Ditemukan Tulisan Aku tidak Sanggup Meninggalkan Mereka Hidup di Dunia Ini
Dikatakan, pihak keluarga korban sudah meminta pihaknya untuk memproses kasus itu diproses.
"Namun, laporan resmi kita masih tunggu sampai pihak keluarga selesai melaksanakan kenduri tujuh hari. Rencananya, hari ini (kemarin) pihak keluarga akan kita periksa. Tapi mereka minta waktu karena masih kenduri," ungkap Kasat Reskrim.
Untuk barang bukti, kata M Isral, sejauh ini yang sudah diamankan yakni cairan infus, suntik, dan obat-obatan.
"Sejauh ini kami masih fokus untuk Alfa Reza. Untuk korban Ajrul Amilin, bocah asal Aceh Jaya belum dilapor ke polisi," ujarnya.
RSUD melayat
Sementara itu, Hasan Basri, ayah Ajrul Amilin yang dihubungi Serambi mengaku pihak RSUD Cut Nyak Dhien sudah melayat ke rumahnya setelah kasus meninggal anaknya heboh di media massa.
Sebelumnya, menurut Hasan, tidak pernah ada kepedulian apapun terhadap mereka oleh rumah sakit.
"Ada beberapa orang yang datang. Mereka bawa beras dua karung, gula, minyak goreng, dan teh," jelas Hasan.
Dalam kasus meninggal anaknya, sambung Hasan, pihak keluarga tetap berharap terbaik yaitu pihak RSUD Cut Nyak Dhien tidak lepas tangung jawab dan ada perubahan di masa mendatang.
Sehingga kasus serupa tak terjadi lagi di rumah sakit tersebut.
Secara terpisah, Razali, paman Alfa Reza, mengatakan, pihak keluarga kini masih fokus untuk melaksanakan kenduri hingga tujuh hari.
Sehingga pihaknya meminta polisi menunda dulu pemeriksaan terhadap keluarga Alfa Reza.
Seperti diberitakan sebelumnya, Alfa Reza (11), pasien bedah bernama asal Pante Ceureumen, Ceureumen, Aceh Barat, Sabtu (20/10/2018) sekitar pukul 00.30 WIB meninggal dunia setelah mendapat beberapa kali suntikan dari petugas medis di RSUD CND.
Baca: Kesaksian Wartawan Jepang yang Diculik ISIS: Tiga Tahun Seperti Neraka
Wartawan Diusir
Sementara itu, lima wartawan di Meulaboh, Rabu (24/10/2018) siang, dilarang meliput dan diusir kedatangan tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI ke RSUD CND untuk menindaklanjuti kasus meninggalnya dua bocah setelah disuntik di rumah sakit tersebut.
Kelima wartawan tersebut berasal dari MNCTV, MetroTV, Beritakini.com, KBAone, dan Antarafoto.com.
Semula mereka sudah berada di ruang manajemen RSUD. Namun tiba-tiba sekitar 10 Satpam dan pihak rumah sakit mengusir paksa wartawan serta dilarang meliput di RSUD tersebut.
Meski sejumlah wartawan memberi penjelasan tentang tugas pers, tapi tetap tak dihiraukan oleh pihak rumah sakit.
Mereka tetap meminta wartawan meninggalkan rumah sakit milik Pemkiab Aceh Barat tersebut.
Mendapat tindakan itu, lima wartawan tersebut didampingi sejumlah wartawan lain melaporkan secara resmi kasus itu ke Polres Aceh Barat.
Sebab, tindakan pihak rumah sakit tersebut melanggar Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
"Akan segera kami tindaklanjuti laporan wartawan," kata Kapolres Aceh Barat, AKBP Raden Bobby Aria Prakasa SIK melalui Kasat Reskrim, Iptu M Isral SIK, sore kemarin.
Humas RSUD Cut Nyak Dhien, Yulizar yang dikonfirmasi soal pengusiran wartawan itu mengatakan tidak ada pengusiran.
Namun, menurutnya, pihak rumah sakit hanya meminta wartawan menunggu di lantai bawah karena sedang ada rapat dengan tim Kemenkes.
"Sudah saya tanya Satpam. Mungkin salah paham. Benar memang sedang ada tim Kemenkes," kata Yulizar yang akrab disapa Yuyun ini.(riz)
Artikel ini telah tayang di Serambinews.com dengan judul Polisi Periksa Dokter dan Perawat