Syawal pun menceritakan, dia serasa mendapat firasat sebelum istri dan anaknya meninggal dunia kecelakaan.
Ia mengaku, sekitar pukul 01.00 hingga pukul 03.00 WIB, Minggu, tidak bisa tidur.
"Kebetulan si kecil (Sinta Pane) panas dingin," ungkapnya.
Namun bukannya rewel, Syawal mengaku anaknya minta digendong.
"Si kecil ini minta gendong ke saya, mungkin itu terakhir saya gendong," ungkapnya dengan tatapan kosong dan tak mampu berkata-kata lagi.
Baca: Surya Paloh Tanggapi Pernyataan Prabowo soal Tampang Boyolali: Biarkan Masyarakat yang Menilai
Sementara kakak sepupu Syawal, Siregar mengaku, jika Sinta akan berulang tahun bulan April tahun depan.
"Ya bulan depan baru genap tiga tahun, dan anaknya baru satu. Nikah juga baru 2016," kata warga Gunung Sugih ini.
Siregar pun menuturkan, Syawal tahu jika anak istrinya terlibat lakalantas saat mendapat telepon dari pihak kepolisian.
"Jadi jam 6 pagi, Syawal ini berangkat bawa mobil ke Rawa Jitu. Sampai Unit Dua, jam 11 dapat telepon dari polisi," katanya.
Syawal kemudian meneleponnya.
Selanjutnya, Syawal ke Gunung Sugih dan digantikan oleh Siregar untuk menuju rumah duka di Dusun Sinar Banten.
"Sampai rumah duka jam setengah dua, kalau kronologis kami tidak tahu. Kami serahkan ke polisi semua," tandasnya.
Cari Obat
Muayah (36), tetangga korban menceritakan, Nunung bersama Sinta, serta Mei Suri dan Anisa berboncengan motor menuju apotek, rencananya mencari obat di daerah Batara Nila.
Mei yang membawa motor, sementara Sinta dan Anisa berada di tengah.