Polisi meminta Alif memancing HS agar datang ke rumah Alif untuk segera melunasi kekurangan sewa rumah kosnya.
"Ikuti arahan polisi, kami pancing terduga pelaku karena kami pegang nomor teleponnya. Kami telepon dan SMS agar segera melunasi kekurangannya. HS itu balas nantinya ditransfer via m-banking dan dia minta nomor rekening kami," jelasnya.
"Nah dari situ polisi langsung melacak keberadaan HS. Informasi ada di Bandung, lalu ketangkap di Garut atau Tasikmalaya infonya si begitu," katanya.
Pihak kepolisian kala itu juga sempat menyamar dan diam-diam menunggu pelaku kembali ke rumah kos.
Polisi kemudian menggeledah kamar kos HS, di dalam kamar polisi menemukan celana hitam HS yang terdapat bercak darah.
"Di kamarnya ditemukan celana warna hitam panjang yang ada darahnya. Ini semua sudah kami ambil darahnya sebagai sampel dan akan kami cocokkan. Nanti labfor menggunakan pemeriksaan ilmiah," ujar Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018).
Bercak darah juga ditemukan di mobil X-Trail milik korban yang dikendarai HS.
Selain itu juga ditemukan di gagang pintu kanan mobil, pedal gas, seat belt, hingga karpet di bagian bawah kursi sopir.
Baca: Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Sering Dihina Korban Sampai Dibangunkan dengan Kaki
"Nanti kami cek hasil labfor, karena tadi pagi kami sudah melakukan olah TKP di mobil, ternyata kami temukan HP korban dua buah ada di situ, ada darahnya di HP tersebut lalu kami ambil untuk labfor," papar Argo Yuwono.
Polisi masih menunggu hasil labfor darah yang ada di mobil, kamas kos HS, dan TKP apakah ada kesamaan atau tidak.
Setelah ditangkap dan diselidiki, meski sempat mengelak HS mengaku telah membunuh satu keluarga tersebut.
Ia membunuh Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita menggunakan linggis, sedangkan Sarah dan Arya Nainggolan dibekap hingga tewas.
Linggis itu kemudian ia buang di daerah Kalimalang untuk menghilangkan jejak.
"Ya HS membuang linggis tersebut," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Jumat (16/11/2018).