Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Profesi sebagai penderes pohon kelapa memang penuh risiko.
Mereka memanjat pohon demi pohon setinggi belasan meter setiap hari tanpa pengaman.
Terlebih pada musim hujan seperti saat ini.
Batang pohon kelapa seketika licin usai diguyur hujan.
Padahal nira yang melimpah di pucuk pohon harus disadap tanpa mengenal cuaca.
Karena itu, selicin apa pun itu, pohon harus tetap dipanjat.
Di rumah, sang istri telah menanti nira sadapan suami untuk diolah menjadi gula kelapa.
Selasa (27/11/2018), jadi hari yang nahas bagi Johari (60) warga Desa Sidareha RT 2 RW 1 Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, Jawa Tengah.
Pohon kelapa yang biasa ia taklukkan untuk mendapatkan nira kini mencelakainya.
Johari terjatuh dari pohon kelapa saat hendak menyadap nira yang menjadi rutinitasnya.
Di bawah pohon kelapa setinggi kurang lebih 12 meter, Johari ditemukan dalam posisi terlentang tak berdaya.
Nadinya sempat masih berdenyut sebelum meninggal.
Jumiati, istri korban, mengungkapkan sebelum peristiwa nahas menimpa, suaminya sempat berangkat pukul 06.00 untuk menyadap nira.