Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Ketua Bidang Hukum, HAM dan kebijakan publik PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas berpendapat, calon ketua umum Pemuda Muhammadiyah periode tahun 2018-2022 sebaiknya sosok yang memiliki kriteria sesuai dengan konstitusi.
"Sebaiknya yang memiliki track record dalam kepemimpinan dan tidak cacat apapun," kata Busyro Muqoddas saat ditemui Tribunjogja.com di gedung Sportorium UMY, Selasa (27/11/2018).
Busyro beralasan ketika ketua umum bermasalah, dikhawatirkan bisa berpotensi mengganggu perjalanan pemuda Muhammadiyah.
"Di saat sekarang ini suap sudah semakin sistemik, suap sudah semakin membudaya. Berpotensi Pemuda Muhammadiyah bisa dibeli oleh para peleceh-peleceh demokrasi. Jangan sampai marwah Pemuda Muhammadiyah itu terbeli. Maka sarat ini menjadi penting," katanya,
Busyro menjelaskan, kalau ada dari keenam calon ketua umum itu yang secara langsung atau tidak langsung bermain money politik atau sejenis entertainment, maka tidak boleh dipilih secara moral ataupun secara agama.
Budaya suap yang sudah merajalela itu hanya bisa diantisipasi dengan mengandalkan dari organisasi masyarakat sipil.
Baca: Pemuda Muhammadiyah dan Panggilan Politik Kebangsaan
"Organisasi pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil itu," tutur mantan Wakil ketua KPK periode tahun 2010-2014 itu.
Sebab itu, kata Busyro, pilar utamanya sejak awal Pemuda Muhammadiyah harus memiliki pemimpin yang bermoral, berakhlak dan berintegritas.
Dengan harapan, ketua umum yang terpilih nantinya mampu independen secara politik.
Baik pada tahun politik sekarang ini maupun pada tahun-tahun berikutnya.
Pada tahun politik ini, menurut Busyro, super rawan dengan segala bentuk money politik ataupun teror.
"Sehingga ketua umum Pemuda Muhammadiyah yang terpilih, ataupun segenap jajaran yang lain harus memiliki keberanian yang berbasis pada Independensi itu," katanya.
Satu di antara agenda penting Pemuda Muhammadiyah dalam Muktamar ke-XVII di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah pemilihan ketua umum periode tahun 2018-2022.
Ada enam calon kuat yang digadang akan mengisi pucuk pimpinan yakni Ahmad Fanani, Ahmad Labib, Andi Fajar Astri, Muhammad Sukron, Faisal, dan Sunanto.