Dia menyebut, kawasan perbukitan Menoreh memang masuk dalam peta kerawanan utama bencana tanah longsor di Kulon Progo.
Sebelumnya pun sudah ada 6 titik kejadian bencana tanah longsor setelah masuk musim hujan.
Yakni talud ambrol di Kalibiru (Kokap), talud SDN 2 Samigaluh dan Puskesmas Samigaluh 2 serta tebing belakang rumah warga Pedukuhan Menggermalang,Desa Gerbosari, hingga talud jalan di Pendoworejo dan tanah longsor menutup jalan kabupaten di Gedong, Desa Purwosari (Girimulyo).
Pihaknya meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana pada musim hujan.
Masyarakat harus lebih tanggap terhadap situasi rumah dan lingkungan sekitar.
"Kalau menemukan retakan tanah disertai munculnya mata air baru dan genangan air, kami mohon masyarakat langsung melapor kepada pihak terkait,"kata Suhardiyana.
Longsornya tebing setinggi 15 meter dan panjang 12 meter di Menggermalang, Gerbosari, Kecamatan Samigaluh juga didahului adanya retakan tanah yang tiba-tiba muncul.
Hal itu diketahui oleh pemilik rumah di atas tebing, Sudarto dan istrinya Astuti beberapa waktu sebelum longsor terjadi.
Sejak muncul rekahan, tanah mulai bergerak turun perlahan dan terjadi pergeseran tanah hingga lima kali.
Sudarto sempat menambal rekahan itu dengan semen dan pasir meski sia-sia karena hujan deras terus mengguyur hingga tebing itu ambrol.
Kini rumahnya terancam amblas karena jarak bibir tebing yang ambrol dengan rumahnya sudah sangat dekat.
Bahkan, sebagian pondasi rumah sudah ikut ambrol.
Sedangkan pondasi dapur dan tempat ibadah keluarga dalam posisi menggantung.
Atas saran pemerintah desa, ruang dapur dan ibadah akan dikosongkan untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan.