Laporan Wartawan Serambi, Abdullah Gani
TRIBUNNEWS.COM, MEUREUDU - Pembangunan rumah untuk para korban gempa di Pidie Jaya (Pijay) hingga Minggu (9/12/2018) kemarin belum rampung dikerjakan.
Bahkan, tidak sedikit rumah-rumah milik korban gempa tersebut kini sudah ditinggal pergi oleh tukang bangunan yang mengerjakannya.
Proses pembangunan rumah bantuan untuk korban gempa di Pijay dimulai sekitar delapan bulan lalu.
Serambinews.com menelusuri sejumlah gampong (kampung) di Kecamatan Trienggadeng, Minggu (9/12/2018), dan menemukan beragam kondisi rumah yang dibangun dengan dana pemerintah pusat sebesar Rp 85 juta per unit.
Belum ada satu pun rumah yang sudah rampung.
Sebagian rumah sudah dipasangi atap dan diplester.
Tapi masih banyak juga yang belum dipasangi atap dan belum diplaster.
Beberapa warga yang ditemui Serambinews.com mengatakan, atap belum dipasang karena seng tidak tersedia atau habis di pasaran, dan harus dicetak terlebih dahulu.
Sejumlah warga yang ditemui awalnya enggan berkomentar terhadap persoalan yang mereka hadapi.
Mereka mengira Serambinews.com adalah petugas dari kantor pemerintah.
Tapi setelah ditunjukkan identitas kartu wartawan Serambinews.com, baru masyarakat menyampaikan beragam persoalan yang mereka hadapi.
Namun, mereka meminta namanya dirahasiakan karena khawatir rumahnya malah tak rampung lagi.
Seperti beberapa warga Gampong Tampui, Kecamatan Trienggadeng, mereka bahkan tidak tahu bahwa satu unit rumah dibangun dengan dana Rp 85 juta.